Hasil TPF Diumumkan Pekan Depan, Novel Mau Pelaku Segera Ditangkap

Jakarta, IDN Times - Penyidik senior dan korban teror air keras, Novel Baswedan mengaku sudah mendengar tim pencari fakta buatan Polri sudah menyerahkan laporannya ke Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian. Namun, mantan Kapolda Metro Jaya itu mengaku masih membutuhkan waktu untuk mempelajari laporan yang ia terima. Maka, hasil penyelidikan di balik teror air keras yang menimpa Novel baru diumumkan ke publik pada pekan depan.
Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo, yang mewakili Novel menegaskan pihaknya sudah tak ingin lagi informasi yang disampaikan polisi ke publik lagi-lagi berupa rekomendasi. Mereka ingin polisi langsung menyebut nama pelaku lapangan dan aktor intelektualnya.
"Yang kami inginkan adalah segera pelakunya ditangkap kemudian diadili, baik itu aktor-aktor yang melakukan penyiraman di lapangan dan aktor di belakangnya," kata Yudi ketika memberikan keterangan pers di gedung KPK pada Rabu (9/7).
Lalu, apa yang akan dilakukan oleh Novel dan Wadah Pegawai seandainya hasil laporan tidak sesuai yang mereka harapkan? Apakah Novel merasa optimistis ada informasi baru yang berhasil digali oleh tim pencari fakta bentukan Polri tersebut?
1. Apabila TPF buatan Polri tak bisa mengungkap pelaku maka Wadah Pegawai kembali desak Presiden bentuk TGPF independen

Kasus Novel sudah terkatung-katung tidak jelas selama dua tahun lebih. Maka, tak heran rasanya apabila mantan Kasatreskrim di Polres Bengkulu itu menginginkan sesuatu yang jelas dan pasti. Ia tak lagi ingin diberi janji laporan penyelidikannya sekedar menghasilkan rekomendasi.
Melalui Wadah Pegawai KPK, Novel dan sang ketua, Yudi kembali mendengungkan agar Presiden Joko "Jokowi" Widodo segera membentuk tim gabungan pencara fakta independen apabila hasil penyelidikan TPF Polri tak membuahkan hasil.
"Maka, sudah tidak ada jalan lagi bagi Bapak Presiden Jokowi untuk segera membentuk tim pencari fakta yang independen untuk membongkar semua motif dari penyiraman air keras terhadap Bang Novel," kata Yudi tadi siang.
Ia berharap apabila kasus Novel berhasil diungkap melalui TGPF independen, maka membuka pintu penyelesaian kasus teror yang menimpa pimpinan dan pegawai KPK lainnya. Wadah Pegawai mencatat ada sekitar 10 kasus teror yang menimpa pegawai lembaga antirasuah dan peristiwa itu juga tak pernah diungkap oleh Polri. Padahal, sudah dilaporkan ke pihak kepolisian.
2. Novel berharap tak ada lagi spekulasi soal siapa aktor intelektual di balik teror air keras

Sementara, Novel mengingatkan polisi agar tidak berspekulasi mengenai siapa koordinator atau aktor intelektual di balik teror air keras yang menyebabkannya nyaris kehilangan indera penglihatan. Seharusnya, penyelidikan dimulai dari ditemukannya pelaku lapangan, baru kemudian ditelusuri siapa aktor intelektualnya.
"Mengapa? Karena kejahatan jalanan semacam ini dimulai dari pengungkapan siapa pelaku lapangannya. Tidak mungkin ada pengungkapan kasus kekerasan kejahatan jalanan semacam ini malah dimulai dari spekulasi siapa aktor intelektualnya," kata Novel yang mengungkap baru kembali dari Singapura untuk menjalani rawat jalan bagi matanya.
Novel menilai apabila pengusutan kasusnya justru dimulai dari spekulai soal aktor intelektual justru mengaburkan perkaranya.
"Itu namanya bukan investigasi, karena hanya didasarkan pada rekaan saja dan itu tidak tepat," kata dia lagi.
Ia juga mengharapkan dalam pengusutan kasusnya diwarnai dengan upaya pembuktian yang sungguh-sungguh. Bukan lagi didasarkan spekulasi seperti kasus teror yang menimpanya dilatari motif politik.
3. Kendati polisi mengklaim ada temuan yang menarik namun Novel tetap pesimistis terhadap laporan TPF Polri

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Muhammad Iqbal menerima TPF pada Selasa (9/7) selama dua jam. Berdasarkan hasil diskusinya ada temuan yang progresif dan menarik. Apa itu temuan menarik yang ia maksud? Iqbal enggan membuka mulut soal hal itu.
Bahkan, menurut salah satu anggota TPF, Hermawan Sulistyo, mereka juga sempat meminta keterangan dari tiga orang Jenderal bintang tiga untuk melengkapi laporannya. Sayang, ketika diminta untuk membuka tiga orang jenderal itu, pria yang akrab disapa Kiki itu juga tutup mulut.
Melihat gelagat TPF dan Mabes Polri, masih kah Novel opmistis ada hal baru dari pengusutan kasusnya?
"Sampai sejauh ini, saya masih belum yakin (ada hal baru). Tapi, nanti kita lihat pastinya seperti apa," kata Novel ketika dikonfirmasi oleh IDN Times melalui pesan pendek pada hari ini.
4. Novel menyebut pengungkapan teror air keras yang menimpanya menjadi pertaruhan bagi Kapolri

Pada kesempatan itu, Novel turut mengajak publik untuk mendoakan agar hasil laporan yang disampaikan pada pekan depan memang sesuatu yang signifikan, salah satunya menyangkut identitas pelaku lapangan. Sebab, hasil rilis kasus teror air keras yang menimpanya menjadi pertaruhan karier bagi Kapolri, Jenderal (Pol) Tito Karnavian.
"Saya tentu berharap hasil laporannya sesuatu yang positif dan sesuai standar investigasi orang-orang berpengalaman serta memiliki pengetahuan. Tentu, kami doakan upaya untuk mengungkap ini memang dilakukan secara sungguh-sungguh," kata Novel.
Tim yang dibentuk oleh Polri itu terdiri dari 65 orang, termasuk di dalamnya masyarakat sipil, personel polisi dan pegawai KPK.
5. Novel Baswedan meminta agar berhenti meneror pegawai KPK

Di bagian akhir, Novel turut meminta kepada para koruptor untuk berhenti menyerang para pegawai KPK. Sebab, serangan air keras yang menimpanya tidak sekedar ingin mencelakakan Novel, namun juga menjegal upaya pemberantasan korupsi yang sedang dilakukan oleh institusi antirasuah.
"Tentu ini (upaya pemberantasan korupsi) agenda yang penting bagi negara. Kita semua tentu cinta kepada negara Indonesia. Kita perhatian dan punya nasionalisme yang tinggi sehingga sungguh-sungguh ingin memberantas korupsi melalui berbagai cara," kata Novel.
Yuk, sama-sama doakan guys, laporan yang dirilis pekan depan oleh Polri bisa mengungkap pelaku teror.