Heru Budi soal Relokasi Depo Pertamina Plumpang: Tak Bisa Tiba-tiba

Jakarta, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, buka suara mengenai rencana relokasi depo Pertamina Plumpang. Menurut dia, relokasi tersebut tidak bisa dilakukan tiba-tiba.
Heru Budi mengatakan, untuk jangka panjang, pemerintah melalui Kementerian BUMN telah berencana merelokasi depo Pertamina Plumpang.
“Kan Pak Menteri sudah bilang ,deponya relokasi, ya, itu kan jangka panjang,” kata Heru di Balai Kota, Rabu (8/3/2023).
1. Rencana jangka pendek dibangun buffer zone

Sementara itu, menurut dia, dalam jangka pendek perlu dibangun buffer zone untuk meningkatkan keamanan di kawasan tersebut.
“Tapi jangka pendek dalam kurun waktu satu tahun ini harus ada buffer zone untuk mengamankan semua,” kata dia.
2. Relokasi tak bisa dilakukan secara tiba-tiba

Lebih jauh, menurut Kepala Sekretaris Presiden itu, relokasi depo Pertamina Plumpang itu memang tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Sebab, dibutuhkan sejumlah perencanaan yang matang supaya berjalan dengan baik.
“Gak harus hari inim tiba-tiba relokasi, kan tidak. Relokasi kan juga perlu perencanaan, terus realisasinya seperti apa, itu monggo aja, mau relokasi silakan,” ucap dia.
3. Ada 19 orang tewas dalam kebakaran Depo Pertamina Pelmpang

Diketahui, sedikitnya 19 orang meninggal dunia dalam insiden kebakaran hebat yang terjadi di depo Pertamina Pelumpang di Jalan Tanah Merah Bawah Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023) malam.
Hingga hari ini belum diketahui pasti penyebab kebakaran yang terjadi dalam peristiwa itu. Kapolri Jenderal, Listyo Sigit Prabowo, mengungkapkan peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB.
Awalnya, di lokasi itu sedang melakukan pengisian bahan bakar minyak jenis Pertamax yang dikirim dari Balongan.
Dari informasi awal yang Sigit terima, saat pengisian terjadi gangguan teknis yang mengakibatkan terjadinya tekanan yang berlebihan.
Setelah itu, terjadilah peristiwa kebakaran. Meski begitu, Sigit menekankan, tim investigasi gabungan masih terus melakukan pendalaman terkait dengan sumber api awal di lokasi kejadian.
Dalam peristiwa itu, sedikitnya 14 orang diperiksa pihak kepolisian untuk menyelidiki kebakaran hebat tersebut yang terdiri operator, sekuriti, supervisor, teknisi dari Pertamina (9 orang) dan sisanya masyarakat.