Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hindari Macet Lebaran, BPJT Imbau Pemudik Lakukan Persiapan Ini

Ilustrasi pemudik di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Jumlah pemudik pada Lebaran 2024 diperkirakan naik 13,7 persen dibandingkan tahun lalu, dengan jumlah total mencapai 193,6 juta orang. Angka ini merupakan 71,7 persen dari total penduduk Indonesia. 

Tentunya, dengan volume yang masif itu, salah satu masalah inti yang pasti akan dialami pemudik adalah kemacetan. Karena itu, penting bagi pemerintah merencanakan bagaimana mereka mengantisipasi dan menangani arus mudik Lebaran 2024. 

“Kalau dari kami fokusnya di jalan tol itu di tempat Rest Area (tempat istirahat). Kalau bisa, masyarakat jangan terlalu lama di situ,” ujar anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Tulus Abadi, dalam acara dialog Forum Merdeka Barat 9 bertajuk “193,6 Juta Orang Mudik, Bagaimana Antisipasi Pemerintah?” yang diselenggarakan secara daring, Senin (25/3/2024).

Selain Tulus, Staf Khusus Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Jubir Staf Menhub, Adita Irawati, juga hadir untuk memberikan imbauan kepada calon pemudik. Berikut IDN Times sajikan rangkumannya. 

1. Istirahat di rest area sebaiknya paling lama 30 menit

Ilustrasi Jalan tol. (dok. Kementerian PUPR)

Tulus mengatakan bagi pemudik yang ingin beristirahat di rest area, sebaiknya tidak menghabiskan waktu lebih dari 30 menit. Sebab, perlu memberikan kesempatan kepada pemudik lain yang juga ingin menggunakan fasilitas tersebut. 

“Dan kemudian terkait dengan tenant di rest area itu, (sebaiknya) tidak terlalu lama untuk melayani,” kata dia. 

Tulus menjelaskan, ketika konsumen memesan sesuatu di rest area, sebaiknya dapat disiapkan dengan cepat, agar pemudik tidak memakan waktu terlalu lama di rest area. Dia juga berharap tidak terjadi kemacetan parah, sehingga bekal yang dibawa pemudik cukup sampai tujuan. 

Selain itu, ada pula rest area cadangan bersifat fungsional yang sudah disiapkan. Mereka akan dibuka dan digunakan jika kondisinya tidak memungkinkan untuk menampung di rest area yang sudah ada. 

2. Pastikan saldo untuk bayar tol cukup

ilustrasi mudik (unsplash.com/Swansway Motor Group)

Mengutip data dari Jasamarga, Tulus mengatakan, saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun lalu, ada sekitar 28 ribu orang yang saldonya mengalami kekurangan saat mudik, sehingga menyebabkan kemacetan di pintu pembyaran tol. 

“Ini menjadi masalah di sisi trafik, karena ada jeda untuk transaksi,” ungkap dia. 

Tulus menjelaskan BPJTS sudah mengimbau dengan tegas agar mensosialisasikan informasi kecukupan saldo. Sebab, jika kekurangan saldo terjadi saat melalui tol, maka akan ada jeda untuk transaksi, hingga menimbulkan kemacetan. 

Selain itu, Tulus juga mengingatkan sudah ada kenaikan tarif tol di beberapa ruas, termasuk Tol Jakarta-Cikampek. Kenaikan ini harus diperhitungkan dan diperhatikan pemudik. 

“Kalau biasanya saldo Rp1 juta, mungkin ditambah 30-40 persen. Agar masyarakat juga waktunya tidak terbuang ketika bertransaksi, dan juga nanti agar bisa mengurangi kemacetan karena mobil yang berhenti di depannya,” kata dia. 

3. Motor tidak disarankan sebagai mode transportasi untuk mudik Lebaran

Ilustrasi mudik jalur darat (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Adita menjelaskan berdasarkan hasil riset, sepeda motor atau kendaraan roda dua masih menjadi pilihan mode transportasi mudik yang populer, menempati peringkat keempat setelah kereta, bus, dan kendaraan pribadi roda empat.

Jika dilihat, menurut Adita, jumlah yang menggunakan motor juga masih tinggi, sekitar 30 juta. Dia mengungkapkan ini merupakan tantangan Kemenhub.

“Motor tidak disarankan untuk perjalanan jauh. Belum lagi kalau kita bicara Lebaran, itu masyarakat menambah barang, boncengan…," tuturnya.   

Namun, Adita sadar pemerintah tidak bisa melarang dan memang tidak mungkin menghapus penggunaan motor sama sekali untuk mudik. Karena itu, dia hanya mengingatkan masyarakat agar menghindari penggunaan motor untuk mudik. 

Menurut Adita banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga berupaya mengurangi penggunaan motor untuk mudik Lebaran, dengan menyediakan program mudik gratis.

“Menggunakan baik itu kereta api, kapal, truk, untuk mengangkut si roda ini. Kita sudah siapkan untuk moda roda duanya sendiri lebih dari 13 ribu, dan sampai sekarang masih buka,” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amara Zahra
Rochmanudin Wijaya
Amara Zahra
EditorAmara Zahra
Follow Us