IDI Kabupaten Bogor Minta Masyarakat Tidak Panik soal Virus HMPV

- IDI Kabupaten Bogor mengimbau masyarakat tidak panik menghadapi virus HMPV yang sifatnya musiman.
- Virus HMPV memiliki gejala mirip flu biasa dan kebanyakan orang akan sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus.
- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan HMPV bukan virus mematikan, dan peningkatan kasus di Tiongkok disebabkan oleh tipe virus H1N1, bukan HMPV.
Bogor, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bogor mengimbau masyarakat tidak panik menghadapi virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang kembali marak di musim penghujan.
Virus ini sudah ada sejak 2001 dan sifatnya musiman, biasanya lebih sering ditemukan saat cuaca dingin.
Ketua IDI Kabupaten Bogor Dr. Kornadi menegaskan, HMPV bukanlah virus baru, sehingga tidak perlu menimbulkan ketakutan yang berlebihan.
"Tidak perlu panik, HMPV seperti flu biasa dan sudah lama ada. Perhatikan untuk menjaga kesehatan seperti hari-hari normal, gaya hidup sehat, menjaga makan dan aktivitas," kata dia, Rabu (8/1/2025).
1. Gejala HMPV tidak berbahaya

Kornadi menjelaskan, virus HMPV memiliki gejala klinis yang mirip dengan flu biasa, seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas.
Namun, gejala tersebut tergolong ringan hingga sedang, dan kebanyakan orang yang terinfeksi akan sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
"Jadi tidak perlu khawatir berlebihan dan tetap menjaga kesehatan. Biasanya sembuh sendiri," ujarnya.
2. Menkes tegaskan HMPV bukan virus baru dan tidak mematikan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan, HMPV bukan virus yang mematikan.
Menkes Budi menjelaskan, HMPV telah beredar luas di seluruh dunia sejak 2001 dan tidak sama dengan virus COVID-19.
Sistem imun tubuh manusia sudah mengenali virus ini, sehingga respons tubuh terhadap infeksi HMPV cukup baik.
“HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes Budi Senin (6/1/2025).
3. Di Tiongkok bukan virus HMPV

Menkes Budi juga menanggapi pemberitaan yang beredar tentang meningkatnya kasus HMPV di Tiongkok. Ia menegaskan, informasi tersebut tidak benar.
Peningkatan kasus di Tiongkok lebih disebabkan oleh tipe virus H1N1 atau flu biasa, sementara HMPV hanya berada di peringkat ketiga dalam prevalensinya di negara tersebut.
Pemerintah Tiongkok dan WHO telah mengonfirmasi hal ini, sehingga masyarakat diminta untuk tidak panik.
“Saya sudah lihat datanya, yang naik di Tiongkok itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar),” kata Menkes Budi.