Jokowi Tak akan Kampanye, Sudirman: Semoga Kata dan Perbuatan Sejalan

Jakarta, IDN Times - Ketua Pelaksana Harian Tim Nasional Anies-Muhaimin (AMIN), Sudirman Said angkat bicara soal pernyataan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang tidak akan turun gunung untuk ikut berkampanye. Ia berharap pernyataan itu diikuti tindakan yang selaras dan sejalan. Mantan Menteri ESDM tersebut kemudian menyinggung sikap Jokowi yang sering inkonsisten.
"Betapa sering (komunikasi) secara verbal, Beliau mengatakan sesuatu tapi (sikap) non verbal sebaliknya. Misalnya, tidak ingin cawe-cawe (pemilu) ternyata cawe-cawe. Dikatakan apa pantas ini (maju jadi cawapres) karena baru dua tahun jadi (Wali Kota Solo), ternyata didorong," ujar Sudirman di Jakarta pada Kamis (8/2/2024).
Ia mengatakan publik rindu sosok pemimpin yang teladan, di mana perkataan dan perbuatan sejalan dan selaras. Sudirman pun berharap pernyataan Jokowi yang tidak akan ikut kampanye akan ditepati.
"Karena ada tekanan publik, ada imbauan dari para rektor hingga cendikiawan, mudah-mudahan apa yang disampaikan secara verbal itu diikuti dengan tindakan," tutur dia lagi.
1. Anies singgung sebagai pemimpin harus konsisten lintas waktu

Senada dengan Sudirman, Anies turut menyinggung bahwa dalam bernegara maka baik pemimpin dan warganya memegang etika. "Itu termasuk memegang tata krama sehingga ada konsistensi lintas waktu," kata Anies pada hari ini di Cianjur, Jawa Barat.
Ia menambahkan salah satu hal yang difokuskan soal perubahan yakni masyarakat harus memiliki kepastian. "Dan kami menggagas perubahan, di antaranya adalah konsistensi mengirimkan pesan dari pimpinan nasional supaya masyarakat itu memiliki kepastian, kejelasan, dan ada rujukan, patokan, tidak terombang-ambing. Nanti, tidak kebingungan," tutur dia.
2. Mahasiswa tak percaya pernyataan Jokowi yang tidak akan berkampanye

Sementara, Koordinator Bidang Sosial Politik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Fadli Yudhistira, mengaku ia dan teman-teman sesama mahasiswa tidak lagi percaya apapun yang diucapkan oleh Jokowi. Sebab, berkaca dari pengalaman, apa yang dilakukan oleh mantan Wali Kota Solo itu bertolak belakang dari ucapannya.
"Bagi kami, teman-teman mahasiswa sudah tidak percaya (pernyataan Jokowi tidak berkampanye). Karena pernyataan Jokowi ini kan sangat dinamis. Dia bisa berubah kapan saja. Termasuk pada saat pencalonan Gibran (sebagai cawapres). Itu saja kan pernyataan Pak Jokowi sudah sering kali berubah," kata Fadli ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada 7 Februari 2024 lalu.
3. Jokowi sempat sebut presiden boleh kampanye, kini ia tegaskan tak akan ikut kampanye
Sebelumnya, Jokowi menegaskan tidak akan berkampanye meski menurutnya presiden diberi hak untuk berkampanye sesuai UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu.
"Jika pertanyaan apakah saya akan kampanye, saya jawab, tidak. Saya tidak akan berkampanye," kata Jokowi dalam keterangan video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden pada 7 Februari 2024 lalu.
Padahal, beberapa waktu yang lalu, Jokowi sempat menyatakan presiden boleh berpihak dan berkampanye dalam pilpres. Kata dia, hal itu diatur dalam UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 299 dan Pasal 281.
Adapun saat ini putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai calon wakil presiden. Gibran yang merupakan Wali Kota Solo itu mendampingi Prabowo Subianto dalam kontestasi Pilpres 2024.