Kasus COVID-19 Melonjak, Peminat Plasma Konvalesen Antre 4 Ribu Orang

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Sudirman Said mengatakan, gelombang kenaikan COVID-19 yang pesat di Indonesia belakangan ini telah membuat permintaan terhadap plasma konvalesen meningkat tajam.
Ia menyebut, kenaikan permintaan (demand) mencapai hingga 40 kali lipat, sebagaimana tercatat dalam data tim Unit Donor Darah (UDD) PMI.
“Belakangan, gelombang naiknya kasus COVID itu membuat dua hal yang mismatch. Nomor satu, demand-nya meningkat luar biasa, catatannya teman-teman tim UDD mengatakan, naiknya gak kira-kira. Kenaikan permintaan itu 30-40 kali lipat daripada biasa,” kata Sudirman dalam acara “Plasma Konvalesen”, Rabu (21/7/2021).
“Karena itu, antrean hari ini sudah mencapai 4 ribu lebih. Empat ribu orang ngantre seluruh Indonesia untuk menunggu pasokan atau ketersediaan dari plasma,” tambahnya.
1. Masalah seputar plasma konvalesen bermunculan

Sudirman lebih lanjut mengatakan bahwa banyak isu seputar plasma konvalesen yang muncul akibat ketidaksesuaian atau mismatch. Misalnya naiknya permintaan akan plasma, padahal ini bukan satu-satunya terapi untuk pasien COVID-19.
“Ini sesuatu yang kita antisipasi sebetulnya karena memang ini kan bukan satu-satunya terapi. Tapi kemudian orang dengan gampang lari ke PMI kemudian menyatakan kita butuh plasma,” jelasnya.
“Nah akibat dari mismatch ini, jadi stoknya, supply-nya turun, demand-nya naik. Muncul berbagai keluhan pertanyaan segala macam, termasuk concern soal efektivitas, apakah donor itu dianggap efektif atau tidak,” tambah Sudirman.
2. PMI terus melakukan operasi-operasi sebagai respons terhadap COVID-19

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa sejak Maret 2020, PMI telah dan terus melakukan operasi-operasi respons terhadap COVID-19.
Beberapa respons tersebut antara lain dengan membagikan alat-alat pencegahan, melakukan operasi komunikasi risiko, mendatangi masyarakat untuk membagi masker, sabun, alat pelindung, dan membantu dalam memungkinkan pembuatan masker.
“Karena pada waktu itu masker langka dan sekarang ahamdulillah tidak ada masalah, tapi kita teruskan operasi seperti itu,” katanya.
3. Operasi penyemprotan disinfektan di Jakarta

Ia juga mengatakan, PMI telah dan terus melakukan penyemprotan disinfektan, terutama di tempat-tempat yang padat.
“Kita sedang merancang satu operasi besar-besaran di DKI karena DKI merupakan wilayah yang sangat memerlukan perhatian,” katanya.
Selain itu, PMI juga telah berupaya memastikan stok persediaan darah dengan mengundang berbagai instansi strategis seperti TNI, Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN), hingga kelompok-kelompok komunitas alumni perguruan tinggi dan alumni sekolah untuk terlibat.
Ia pun mengatakan bahwa dengan dukungan dari mantan Wakil Presiden RI dan juga Ketua Umum PMI Muhammad Jusuf Kalla, serta Ketua Bidang Pengembangan Donor Darah PMI Dokter Linda, maka upaya PMI telah membuahkan hasil.
“Memang turun tapi tidak terlalu serius. Jadi masih manageable tingkat persediaan darahnya,” kata Sudirman.
Ia menambahkan bahwa situasi plasma konvalesen RI sampai hari ini sudah terhimpun dan terdistribusikan pendonor yang melayani lebih dari 60 ribu pasien.
“Jadi sebenarnya tidak jelek sama sekali, respons masyarakat baik. Tapi memang permintaannya begitu tinggi, karena itu ada memang dirasakan kesulitan saat ini,” ujarnya.
“Karena itu imbauan Pak Ketum, imbauan Bu Linda terus-menerus mari para penyintas itu melakukan donor untuk membantu saudara-saudara kita,” lanjutnya.