Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kasus COVID-19 RI Melonjak Lagi, Satgas Beberkan Pemicunya

Ambulans bersiap memasuki Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (14/6/2021). Berdasarkan data pengelola RSDC Wisma Atlet, tingkat keterisian atau bed occupancy rate (BOR) pasien positif COVID-19 mencapai 80,68 persen yang dirawat pada tower 4, 5, 6, dan 7 (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Jakarta, IDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengungkapkan, kenaikan laju kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir diduga disebabkan sejumlah faktor.

"Sampai saat ini belum bisa disimpulkan kenaikan kasus positif dan kasus aktif di Indonesia, tapi beberapa potensinya diidentifikasi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers dipantau YouTube BNPB di Jakarta, Selasa (4/6/2022).

1. Mobilitas dan interaksi masyarakat kian meningkat

Ilustrasi mudik menggunakan kapal di Dermaga Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Menurut Wiku, penurunan kasus membuat interaksi masyarakat dari satu tempat ke tempat lain membuat mobilitas penduduk saat ini terus meningkat.

"Aktivitas masyarakat yang kembali normal di tempat publik maupun kegiatan berskala besar yang dihadiri banyak orang, berpotensi meningkatkan interaksi antarmasyarakat yang dapat meningkatkan potensi penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19," paparnya.

2. Prokes kian longgar di masyarakat

ilustrasi tidak memakai masker di ruang terbuka. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Selain mobilisasi dan interaksi, Wiku mengakui protokol kesehatan (prokes) di masyarakat juga longgar.

"Penggunaan masker di lingkungan pemukiman dan tempat umum mulai longgar," katanya.

Wiku menambahkan kemunculan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang masuk di Indonesia pada 6 Juni 2022 juga jadi pemicu kenaikan kasus.

3. Sebanyak 20 kasus subvarian Omicron bari terdeteksi

ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mencatat, ada 12 kasus tambahan kasus BA.4 dan BA.5. Sehingga total kasus dua subvarian baru hari ini ada 20 kasus yang terdiri 2 pasien BA.4 dan 18 pasien BA.5.

"Di Bali 4 pasien, di Jakarta 4 pasien, dan Jawa Barat 12 pasien," ujar Syahril saat dihubungi IDN Times, Selasa (14/6/2022).

Syahril menerangkan, subvarian baru ini tidak menyebabkan keparahan jika tertular namun menyebar lebih cepat daripada varian sebelumnya.

"Jadi transmisi lebih cepat tapi keparahannya tidak separah yang sebelumnya," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us