Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Terkait Aliran Uang Kasus Timah
Jakarta, IDN Times - Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa adik Harvey Moeis berinisial MM terkait kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk periode 2015 sampai 2022. Pemeriksaan Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) itu digelar pada Senin (3/6/2024).
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana mengatakan, MM diperiksa dalam rangka pendalaman aliran uang tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang dilakukan Harvey.
“Tetap itu yang kita periksa yang terkait tentang TPPU. Pemeriksaan tentang follow the suspect orang-orang yang terdekat yang kita ketahui mengetahui tentang aliran dana. Jadi kita follow the suspect, follow the moneynya kita periksa,” kata Ketut saat dihubungi, Selasa (4/6/2024).
1. Kejagung telah memeriksa adik ipar Harvey
Sebelumnya, Kejagung juga telah memeriksa adik ipar Harvey Moeis, Kartika Dewi dalam kasus korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk periode 2015 sampai 2022.
Ketut mengatakan, pemeriksaan oleh Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) itu digelar pada hari ini (31/5/2024).
“KD (Kartika Dewi) selaku Adik Ipar tersangka HM (Harvey Moeis),” kata Ketut saat dikonfirmasi pada Jumat, 31 Mei 2024.
2. Kejagung juga periksa suami adik ipar Harvey Moeis
Selain itu, Kejagung juga memeriksa suami Kartika Dewi sebagai saksi dalam kasus dengan kerugian negara Rp300 triliun itu.
“RS selaku Adik Ipar tersangka HM (suami dari saksi KD),” ujar Ketut.
3. Kejagung telah menetapkan 22 tersangka kasus timah
Dalam perkara ini, Kejagung telah menetapkan 22 tersangka. Enam diantaranya juga dilapis dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), termasuk Harvey Moeis.
Adapun angka kerugian negara sebesar Rp300 triliun itu terdiri dari kerugian atas kerja sama PT Timah Tbk dengan smelter swasta sebesar Rp2,285 triliun, kerugian atas pembayaran bijih timah kepada mitra PT Timah Tbk sebesar Rp26,649 triliun dan kerugian lingkungan sebesar Rp271,1 triliun.
