Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Keluarga Korban TPPO yang Meninggal di Kamboja Tempuh Jalur Hukum

Ilustrasi TPPO. (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi TPPO. (IDN Times/Mardya Shakti)
Intinya sih...
  • Saleh Darmawan meninggal di Kamboja pada Senin (3/3/2025) setelah diperdaya bekerja di luar negeri.
  • Kuasa hukum korban melaporkan dua orang yang membujuk Saleh untuk bekerja ke Polda Metro Jaya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bekasi, IDN Times - Seorang pria asal Kota Bekasi bernama Saleh Darmawan (24) diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan meninggal di Kamboja pada Senin (3/3/2025) lalu. 

Kuasa hukum korban, Johny Alfaris, mengatakan, pihaknya telah melaporkan dua orang yang membujuk korban untuk bekerja di luar negeri ke Polda Metro Jaya. Hal itu dilakukan untuk memperjelas penyebab kematian Saleh Darmawan. 

"Terpenting, tugas dan kewajiban kita adalah melaporkan terlebih dahulu agar memiliki dasar hukum yang kuat sehingga kita ingin kebenaran diungkapkan dan proses ini tuntas," kata dia kepada jurnalis di Polda Metro Jaya, Kamis (17/4/2025). 

1. Dugaan korban TPPO

Foto Saleh Darmawan (24 tahun). (IDN Times/Imam Faishal)
Foto Saleh Darmawan (24 tahun). (IDN Times/Imam Faishal)

Johny mengatakan, kedua orang yang dilaporkan diduga menjadi penyalur korban hingga menyebabkan Saleh kehilangan nyawanya. 

"Ya, tentunya kita tadi yang dugaannya adalah tindak pidana kejahatan perdagangan manusia. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007, ya, tentang pemberantasan TPPO dalam Pasal 4, Juncto Pasal 7, Juncto Pasal 10," jelasnya. 

"Dan atau Pasal 69, Juncto Pasal 81 ini terkait dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI)," kata Johny. 

2. Korban awalnya pamit ke Thailand

Ibu korban, Diana (43 tahun). (IDN Times/Imam Faishal)
Ibu korban, Diana (43 tahun). (IDN Times/Imam Faishal)

Sebelumnya, ibu korban, Diana (43) menceritakan, peristiwa itu berawal saat Saleh meminta izin untuk bekerja di Thailand. Kepada Diana, Saleh mengaku diajak oleh perempuan berinisial S dan dijanjikan bekerja di sebuah hotel wilayah Thailand.

Diana mengatakan, Saleh langsung berangkat ke Thailand pada pertengahan Februari 2025.

"(Berangkatnya) tanggal 17 atau 16 (Februari 2025) saya lupa. Pokoknya tidak lama dia (minta izin ingin ke Thailand), dia berangkat," kata dia kepada jurnalis saat ditemui rumahnya wilayah Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Kamis (27/3/2025).

Sesampainya Saleh di Thailand, Diana rutin melakukan komunikasi selama empat hari berturut-turut. Namun, ponsel Diana sempat rusak dan terputus komunikasi.

Pada Minggu (2/3/2025) malam, Diana sempat menerima video call dari rekan kerja Saleh. Saat itu, teman kerja Saleh memperlihatkan kondisi korban yang sudah tidak berdaya dan tidak merespons saat ditegur.

"Terus saya ditanya sama temannya, 'Ibu, apakah Saleh punya riwayat kejiwaan?' Ya, saya ngebantah. Emang anak saya gak ada riwayat kejiwaan," kata dia.

Tidak lama kemudian, rekannya kembali menelepon Diana dan memberitahu bahwa Saleh sudah meninggal pada Senin (3/3/2025). 

Setelah anaknya meninggal, Diana pun baru mengetahui bahwa anaknya berada di Kamboja dan bekerja sebagai operator judi online (judol).

"Pas tahu-tahunya udah meninggal, tahunya dia judol. Bilangnya ke Thailand, tapi pas udah meninggal adanya di Kamboja," ujar dia.

3. Terdapat luka jahitan di pinggang korban

Ayah korban memegang foto Saleh Darmawan (24 tahun). (IDN Times/Imam Faishal)
Ayah korban memegang foto Saleh Darmawan (24 tahun). (IDN Times/Imam Faishal)

Diana juga makin yakin anaknya berada di Kamboja setelah ia menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di Kamboja.

Jasad Saleh, lanjut Diana, tiba di rumah duka pada Sabtu (15/3/2025). Saat itu, ia juga sempat melihat kondisi jasad anaknya. Dia melihat ada bekas jahitan di bagian pinggang kanan korban.

"Iya, ada luka (sebelah kanan) jahitan (panjangnya sekitar 5 centimeter)," katanya. 

Dia mengaku sempat ikhlas saat anaknya meninggal. Meski begitu, Diana berharap pemerintah dapat memberitahu apa yang sebenarnya terjadi terhadap anaknya.

"Ya, saya kemarin sih sempat ikhlas, cuma saya pengennya gak ada lagi yang kejadian kayak anak saya," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us