Kemenkes: Fokus pada COVID-19, Indonesia Bisa Panen KLB Campak

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang berlangsung lama bisa berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada penyakit potensial lain.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, selama hampir dua tahun, pemerintah hanya konsentrasi pada COVID-19, padahal banyak penyakit lain yang berpotensi menimbulkan KLB seperti difteri dan campak.
"Selama dua tahun pemerintah berfokus menangani COVID-19, sehingga vaksinasi untuk penyakit esensial lain tidak dilakukan dengan baik lantaran beberapa posyandu tutup," ujarnya dalam webinar secara daring, Jumat (19/11/2021).
1 Bisa panen KLB jika imunisasi penyakit campak rendah

Maxi mengakui cakupan imunisasi selama pandemik pun turun, untuk itu perlu mempersiapkan potensi KLB dari penyakit campak atau difteri.
"Petugas-petugas yang seharusnya melakukan imunisasi untuk penyakit-penyakit esensial lain dua tahun ini cakupannya rendah. Apalagi kalau sampai tahun ketiga, kita tinggal tunggu KLB-KLB pada tahap berikut," ucapnya.
2. Protokol kesehatan masih menjadi jurus mencegah penyebaran varian COVID-19 terbaru

Maxi menyebutkan pemerintah akan gencar mengimbau masyarakat menerapkan penerapan protokol kesehatan di tengah penyebaran COVID-19. Menurut dia penerapan protokol kesehatan masih menjadi jurus untuk mencegah penyebaran varian COVID-19 baru.
"Pemerintah juga akan terus memastikan tempat tidur di rumah sakit dan tabung oksigen tersedia, untuk mengantisipasi gelombang ketiga akibat penyebaran COVID-19 varian baru," kata dia.
"Terapi melalui isolasi mandiri terpusat pun terus diperkuat. Saya kira kita termasuk hebat karena isolasi ini pentaholik, di mana semua terlibat, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), pemerintah desa, kelurahan, dan kecamatan masing-masing dikelola berjenjang dari bawah," ucapnya.
3. Stok 420 juta dosis vaksin bagi 208 juta masyarakat yang ditarget

Maxi juga memastikan vaksin COVID-19 akan didistribusikan dengan baik. Selain itu, uji klinis terhadap vaksin virus corona dan obat-obat juga akan terus dilaksanakan.
"Kami sudah menyiapkan vaksin apa saja yang akan masuk untuk memenuhi kebutuhan 420 juta dosis vaksin bagi 208 masyarakat yang ditarget menerima vaksin sampai Januari. Termasuk sudah merancang bagaimana melakukan booster di awal tahun depan," imbuh Maxi.