Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Klarifikasi Doni Monardo Soal Reagen COVID-19 Tidak Berfungsi

Kepala BNPB Doni Monardo (Dok. BNPB)

Jakarat, IDN Times - Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengatakan ada pembelian 400 ribu unit RNA abstraksi bermerek Sansure pada Agustus 2020. Komponen reagen pada RNA abstraksi itu tidak berfungsi secara optimal.

"Nah yang tidak bisa optimal digunakan itu adalah RNA-nya," katanya saat rapat bersama Komisi VIII DPR RI yang ditayangkan langsung oleh YouTube Komisi VIII DPR RI Channel, Selasa (16/3/2021).

1. Merek reagen ditentukan langsung oleh pakar

Alat PCR di RS Pertamina Balikpapan (IDN Times/Hilmansyah)

Doni mengatakan merek reagen yang dibeli tersebut ditentukan oleh tim yang terdiri dari para pakar patologi klinis dan mikro biologis. Mereka bagian dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan pakar dari perguruan tinggi.

"Karena pada awal COVID-19 terjadi yang namanya reagen itu rebutan Pak, seluruh dunia. Bahkan ketika tanggal 13 April 2020 reagen itu habis Pak stok gak ada sama sekali," ujarnya.

2. Pembelian reagen tetap harus dilakukan untuk mendeteksi COVID-19

Ilustrasi swab test. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Ia menjelaskan, dengan kondisi tersebut, pembelian reagen harus dilakukan demi berjalannya pemeriksaan COVID-19 di masyarakat. Sebab, apabila tidak ada pemeriksaan, akan membahayakan kelompok rentan dan menambah jumlah kematian.

"Jadi pemilihan merek ini adalah dasar kajian para pakar," katanya.

3. Setiap laboratorium memiliki reagen dari berbagai merek

Ilustrasi laboratorium (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Doni mengatakan BNPB sebenarnya telah menindaklanjuti temuan internal BPKP terkait reagen yang tidak bisa berfungsi secara optimal. Walaupun demikian, ia tetap membuka kesempatan kepada pihak laboratorium yang tidak bisa menggunakan RNA abstraksi untuk mengembalikannya ke BNPB agar RNA abstraksi itu bisa digunakan di laboratorium lain.

"Karena tidak semua lab, bapak ibu ada 12 kementerian/lembaga yang memiliki kewenangan mengelola laboratorium. Ada Kementerian Kesehatan, daerah-daerah, ada BPOM, ada BUMN, ada rumah sakit, swasta, TNI-Polri," katanya. Setiap laboratorium, lanjut Doni, "Mereknya beda-beda.". 

4. BNPB bentuk tim untuk melatih petugas lab dalam penggunaan RNA abstraksi

Kepala BNPB Doni Monardo (Dok. BNPB)

Setelah mendapat laporan RNA abstraksi tidak bisa digunakan di beberapa lab, BNPB membuat tim gabungan yang terdiri dari para ahli. Mereka bertugas melatih petugas laboratorium menggunakan RNA abstraksi.

"Ada yang akhirnya bisa, ada yang gak bisa minta dikembalikan, sekarang masih dalam proses," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aldzah Fatimah Aditya
Dwi Agustiar
Aldzah Fatimah Aditya
EditorAldzah Fatimah Aditya
Follow Us