Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lebih Dari 1 Juta Data Pengguna Facebook Indonesia Dicuri

Foto oleh Manan Vatsyayana/AFP

JAKARTA, Indonesia —Kabar resmi datang dari pihak Facebook yang menyebut bahwa mereka menyebarkan data penggunanya pada sebuah firma konsultan politik asal Inggris bernama Cambridge Analytica. Pernyataan ini disampaikan lewat keterangan terulis di newsroom Facebook, Rabu, 4 April oleh Chief Technology Officer Facebook Mike Schroepfer.

Menurut keterangan ini, ada sekitar 87 juta data para pengguna Facebook yang dibagikan ke Cambridge Analytica. Kebanyakan dari data pengguna ini berasal dari AS, tepatnya sekitar 70,6 juta data pengguna atau sekitar 81,6% dari total data yang diselewangkan oleh Facebook.

Yang cukup mengagetkan pula, setelah AS, ada Filipina di peringkat kedua dengan jumlah 1,1 juta data pengguna dan Indonesia di posisi ketiga dengan 1,096 juta data pengguna yang diakui Facebook telah diserahkan ke tangan ketiga, dalam hal ini Cambridge Analytica.

Selain AS, Filipina dan Indonesia yang ada di tiga besar daftar negara yang data pengguna Facebooknya disebarluaskan, ada 7 negara lain yang turut dipaparkan oleh Facebook. Mereka adalah Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brazil, Vietnam dan Australia.

"Panen" data

Firma komunikasi dan konsultan politik ini jadi pusat skandal Facebook saat ini, karena diduga kuat mereka mempergunakan data pengguna Facebook di AS untuk kepentingan kampanye pemilihan presiden AS dari sisi Donald Trump. Tujuan akhir mereka adalah untuk membuat semacam piranti lunak untuk memprediksi sekaligus mempengaruhi pilihan pemilih saat pilpres berlangsung.

Perusahaan ini mengambil data yang "dipanen" dari Facebook untuk mengkategorikan para calon pemilih berdasarkan sikap dan perilaku mereka. Informasi itulah yang kemudian digunakan untuk menargetkan pengguna Facebook dengan suguhan konten yang khusus diciptakan untuk mereka.

"Kalau kalian tahu sikap dan perilaku mereka yang jadi target kalian, kalian bisa menyampakan pesan dengan lebih efektif pada grup-grup kunci tersebut," ujar CEO Cambridge Analytica Alexander Nix dalam sebuah pidato di tahun 2016 lalu.

Nix sendiri saat ini sudah diberhentikan dari Cambridge Analytica karena ada rekaman pembicaraannya yang menyatakan bahwa ada perusahaan data yang jadi pemain penting dan kunci dalam pemenangan Donal Trump di kampanye tahun 2016, yang juga turut mengerjakan semua riset, analisa dan kampanye digital serta televisi.

Fakta ini tentu cukup memprihatinkan dan sekaligus membuat publik, khususnya pengguna Facebook di Indonesia gusar. Apakah ada keterkaitan dengan pennyalahgunaan data ini dengan proses pemilihan umum yang terjadi di negeri ini? Tentu diperlukan penyelidikan lebih lanjut nantinya. 

Facebook sendiri menyebut bahwa pihaknya tidak mengetahui tentang detail pengguna mana saja yang datanya dipergunakan oleh Cambridge Analytica atau berapa jumlah orang yang terlibat secara langsung. 

—Rappler.com

Share
Topics
Editorial Team
Yetta Tondang
EditorYetta Tondang
Follow Us