Lucky Hakim Berasumsi Bisa Liburan ke Jepang Usai Pendopo Bupati Sepi

- Bupati Indramayu Lucky Hakim minta maaf karena pergi berlibur ke Jepang tanpa izin dari Mendagri.
- Lucky mengaku salah memahami aturan bahwa kepala daerah tidak boleh cuti untuk pergi liburan.
- Lucky juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia dan Indramayu karena berlibur ke Jepang tanpa izin.
Jakarta, IDN Times - Bupati Indramayu Lucky Hakim mengakui kesalahannya karena pergi berlibur ke Jepang tanpa izin kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Lucky menjelaskan alasannya pergi berlibur ke luar negeri.
Ia berasumsi bisa berlibur karena sudah bertugas hingga H+2 Lebaran 2025. Lucky mengira mendapatkan cuti untuk berlibur seperti para pegawainya.
Pria yang dikenal sebagai aktris kenamaan itu berasumsi seperti itu setelah mendapati Pendopo Bupati sepi karena tak ada yang bekerja. Setelah itu, Lucky memboyong keluarganya liburan ke Jepang.
"Nah ketika semua staf-staf saya sudah pulang, sudah pergi semua, kantor-kantor pada tutup, saya di pendopo tuh. Di pendopo sehari, dua hari, Kan nggak ada orang tuh. Jadi saya pikir maksudnya ini cuti bersama. Salah, jadi saya salah (berasumsi)," kata dia kepada awak media di Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025).
"Saya tidak berkata bahwa ini benar. tidak. Itu salah, cuma kenapa saya melakukan kesalahan? Karena saya berpikir bahwa kantor sudah tutup semua, saya sendirian. Maka saya ke keluarga," sambung dia.
1. Lucky Hakim salah memahami aturan

Lucky mengaku salah memahami aturan bahwa kepala daerah tidak boleh cuti untuk pergi liburan.
"Itulah makanya, itu sebabnya saya datang meminta maaf dan minta maaf disini karena ketika kepala daerah tidak ada libur. Tapi di kabupaten itu sendiri staf-staf semua libur, kantor-kantor Seperti kantor inspektorat libur, kantor sekda libur semua libur, kecuali puskesmas dan rumah sakit," ujar dia.
Ia menuturkan, di hari lebaran, dirinya masih bertugas. Bahkan hingga H+2 lebaran, ia masih bekerja memantau arus lalu lintas pemudik.
"Jadi di hari pertama lebaran masih bersama masyarakat. Sorenya masih bersama masyarakat. Besoknya pun masih tapi di kantor itu sudah tidak ada orang kecuali aspri saya pribadi yang memang tidak dibiayai oleh negara. Dari situlah asumsi saya keluar bahwa kantor tutup. Tidak ada orang Ini hari cuti bersama. Saya pergi dan saya pulang sebelum kantor buka. Ternyata itu salah, itu sebabnya saya minta maaf," tutur Lucky.
2. Lucky Hakim minta maaf

Lucky juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia dan Indramayu karena berlibur ke Jepang tanpa mengantongi izin. Lucky mengakui kesalahannya dalam memahami aturan mengenai izin kepala daerah.
"Yang dimaksud kepala saya adalah izin ke luar negeri kalau hari kerja. Jadi itu perbedaan asumsi. Saya yang salah karena berasumsi. Seharusnya baca lebih detail memang saya baca dan di situ memang dilarang pergi keluar negeri," tuturnya.
Lucky menjelaskan, perjalanannya ke Jepang dilakukan selama 5 hari, yakni mulai 2 sampai 7 April 2025. Ia mengaku salah paham karena menganggap izin tersebut hanya berlaku apabila kepala daerah pergi ke luar negeri selama tujuh hari dan dilakukan saat hari kerja.
"Lalu pasal di bawahnya tujuh hari berturut-turut dan lain-lain. Asumsi saya itu adalah hari kerja maka dari itu saya pergi dari tanggal 2 April. Itu kan berarti H+2 lebaran sampai sebelum hari ini, hari pertama kerja. Saya berpikir bahwa itu adalah bukan hari kerja," ungkapnya.
3. Lucky Hakim tidak niat bolos

Lucky mengklarifikasi tak berniat membolos dari pekerjaan dan tanggung jawab sebagai Bupati Indramayu.
"Jadi saya hanya ingin menunjukkan bahwa betul saya salah, tapi saya tidak berniat membolos. Saya tidak berniat meninggalkan kewajiban. Karena itu dalam konteks saya melihatnya, itu dalam konteks lagi libur semua, tapi itu ternyata salah, itu sebabnya saya minta maaf," tegasnya.
Lucky mengatakan, dalam pemeriksaan itu Inspektorat Jenderal Kemendagri mengajukan 43 pertanyaan. Pemeriksaan berlangsung selama lebih dari dua jam.
Pertanyaan yang dilontarkan terkait perjalan Lucky bersama keluarganya ke Jepang, terutama apakah menggunakan fasilitas negara atau tidak.
"Ada sekitar 43 pertanyaan, ada dua jam lebih lah, terkait dengan berangkat secara umum, kapan berangkatnya, lalu fasilitas apa yang saya gunakan," kata dia.