Mahasiswa UI Dilaporkan Hilang, Keluarga Khawatir Anaknya Gabung Kelompok Radikal

Nadil Muhammad Dzakir, mahasiswa Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, dilaporkan menghilang sejak tanggal 10 Januari 2016 lalu. Hilangnya Mahasiswa UI ini memang cukup menghebohkan. Beberapa orang menduga kalau Nadil menghilang karena bergabung dengan kelompok radikal.
Namun, apakah isu tersebut benar?

Pihak keluarga sudah melakukan pencarian terhadap pemuda berusia 20 tahun ini. Namun hingga saat ini pencarian yang dilakukan masih belum membuahkan hasil. Ibunda Nadil, Nurbaiti (54) bahkan mengatakan kalau ayah Nadil sampai tidak kerja selama seminggu karena mencari anaknya.

Nadil yang tinggal di Perumahan Bekasi Timur Permai Blok D 17 Nomor 4 RT 04 RW 12, Kelurahan Setia Mekar, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, dikhawatirkan bergabung dengan kelompok radikal atau kelompok terlarang tertentu. Pasalnya, baru-baru ini memang banyak kabar beredar mengenai orang yang hilang yang dikaitkan dengan kelompok radikal.
Namun, keluarga menepis bahwa Nadil bergabung dengan organisasi terlarang. Di kamar Nadil tidak ditemukan barang-barang yang mencurigakan. Sebagian besar buku yang ada di kamarnya adalah buku-buku mengenai masalah kuliah. Akan tetapi, sang ibu mengatakan bahwa sikap Nadil akhir-akhir ini memang terlihat berubah. Dia menjadi lebih tertutup dibandingkan dengan sebelumnya.

Ayahnya, Yasin, juga sudah mencari Nadil ke kampus UI, Depok. Yasin juga menemui beberapa teman Nadil untuk menggali informasi. Bahkan dia menjelajahi terminal dan pusat perbelanjaan di Depok guna melacak keberadaan putranya tersebut.
Petunjuk terakhir yang ditinggalkan Nadil.

Petunjuk terakhir sebelum Nadil meninggalkan rumah adalah dia mengenakan kaus oblong berwarna merah maroon, celana jeans warna biru, sandal jepit, dan membawa ATM Bank Mandiri berisi uang 140 ribu rupiah. Setelah itu, keluarga juga sempat mengirim uang lagi 400 ribu rupiah dengan harapan Nadil mengambil uang tersebut lewat mesin ATM. Sehingga keberadaanya akan lebih mudah untuk dilacak.
Orang tuanya juga tidak tahu mengenai masalah apa yang dihadapinya sehingga dia memilih untuk menghilang begitu saja. Anak kedua dari tiga bersaudara ini terakhir kali berpamitan mengatakan ingin shalat Ashar di masjid yang tak jauh dari rumah. Mahasiswa semester satu ini memang rajin beribadah. Dia lebih suka menghabiskan waktunya di kamar sambil membaca buku. Selain itu dia juga tidak banyak menghabiskan waktunya untuk bermain.

Dia memang terkenal lebih suka di rumah. Kalaupun keluar biasanya hanya karena pergi kuliah saja, atau kalau dia hendak ke masjid. Saat dikonfirmasi lagi apakah Nadil tergabung dengan kelompok Gafatar atau Gerakan Fajar Nusantara, orang tua Nadil tidak percaya bahwa anaknya menjadi pengikut dari gerakan tersebut. Pihak keluarga telah melaporkan kasus ini ke Polsek Tambun, Polresta Bekasi dengan Laporan Polisi Nomor: B/05/STPL-2/I/2016/Sek.Tambun.
Baca juga:
Dokter Rica Telah Ditemukan di Kalimantan, Diduga Dicuci Otak oleh Gafatar