Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menkes: Masih Ada Stok Vaksin COVID-19 untuk 1 Bulan

ilustrasi vaksinasi (IDN Times/Herka Yanis)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah terus menggenjot program vaksinasi COVID-19 nasional agar cepat terbentuk kekebalan kelompok atau herd imunity. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah sudah mendistribusikan 157 juta vaksin ke daerah-daerah.

"Dari 169 juta dosis, sudah kita kirimkan dan diterima daerah 157 juta dosis. Sembilan juta dosis sedang dalam perjalanan, 3 juta dosis masih ada di stok kita, menunggu jadwal pengiriman," kata Budi saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Senin (13/9/2021).

1. Stok vaksin masih cukup untuk satu bulan

Ilustrasi vaksin (Dok. ANTARA FOTO)

Dari 158 juta dosis vaksin COVID-19 yang telah didistribusikan, sebanyak 116 juta dosis telah disuntikkan ke masyarakat. Dia mengatakan, stok vaksin di daerah-daerah masih ada sekitar 41 juta dosis.

"Jadi kalau berdasarkan kecepatan laju suntikan kita sekarang, itu masih ada stok sekitar 1 bulan. Itu lumayan banyak, kalau kita suntikannya bisa naik 2 juta, itu masih ada stok 20 hari," katanya.

2. Menkes ungkap alasan rendahnya penyerapan anggaran vaksin

Ilustrasi Anggaran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, soal serapan anggaran vaksinasi COVID-19 masih sekitar 34 persen. Rendahnya serapan anggaran, kata Budi, karena vaksin yang dibeli, dibayar setelah barang tersebut datang ke Indonesia.

"Kok vaksin anggarannya baru 34 persen penyerapannya, rendah sekali? Karena bapak ibu, anggaran itu, kontraknya sudah 100 persen tapi kita bayar sesuai tagihan dari produsen vaksinnya. Produsen vaksinnya baru akan mengirim tagihan ke kita sejumlah vaksin yang sudah mereka kirim," ucapnya.

"Memang vaksinnya sudah kita kirim, ancar-ancarnya sekitar 35 sampai 38 persen dari total vaksin. Itu sebabnya penyerapan anggarannya memang baru segitu," Budi menambahkan.

3. Pemerintah rencanakan vaksin berbayar di 2022

ilustrasi vaksin rabies. (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada kesempatan ini, Budi mengungkapkan soal rencana skenario vaksin berbayar untuk masyarakat pada 2022 nanti.

"Nah sisanya, kita harapkan akan terbuka, business to business biasa, rakyat bisa membeli vaksinnya sendiri, jenis vaksinnya nanti akan kita tentukan yang sudah mendapatkan emergency use dari WHO. Orang-orang bisa memilih vaksinnya apa, sama seperti beli obat di apotek. Jadi ini akan kita buka pasarnya agar masyarakat bisa memilih membeli booster vaksin apa," ujar Budi.

Dari data yang dipaparkan Budi, target vaksin berbayar ini sebesar 93,7 juta. Tapi Budi menegaskan, vaksin berbayar masih berupa rencana.

"Ini kira-kira skenario untuk vaksinasi tahun depan ya, masih perlu kita finalisasikan lagi dengan pemerintah sebagai masukan awal buat bapak ibu dewan yang terhormat," Budi menambahkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us