Menko Budi Apresiasi Tim Gabungan Bongkar Penyelundupan 2 Juta Sabu

- Pengungkapan penyelundupan sabu 2 ton di Perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada 21 Mei 2025 oleh tim gabungan.
- Barang bukti disita dari Kapal Sea Dragon Tarawa dengan nilai total mencapai Rp5 triliun dan berpotensi menyelamatkan 10-20 juta individu dari ancaman narkoba.
- Pengungkapan ini merupakan yang terbesar dalam sejarah pemberantasan narkotika di Indonesia, melibatkan kerja intelijen dan penyelidikan selama lima bulan oleh BNN dan Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan memberikan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan tim gabungan yang membongkar penyelundupan sabu-sabu seberat dua ton. Penangkapan terhadap upaya penyelundupan itu terjadi di Perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada 21 Mei 2025 lalu. Barang bukti disita dari Kapal Sea Dragon Tarawa.
Menurut Budi, keberhasilan tersebut sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan generasi muda yang unggul dan bebas narkotika.
"Pembebasan narkoba bukanlah tugas satu lembaga atau institusi saja. Ini adalah tugas bersama yang memerlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, aparat keamanan, media, lembaga pendidikan, tokoh agama dan masyarakat hingga masyarakat itu sendiri," ujar Sesmenko Polkam, Letjen TNI Mochammad Hasan ketika membacakan amanat dari Menko Budi dan dikutip pada Selasa (27/5/2025).
Dua ton narkotika itu disimpan di dalam 40 dus besar. Nilai total barang bukti yang berhasil disita mencapai Rp5 triliun. Penggagalan penyelundupan itu berpotensi menyelamatkan 10 hingga 20 juta individu dari ancaman penyalahgunaan narkoba.
"Narkoba telah menjadi ancaman serius terhadap stabilitas sosial, ekonomi, bahkan keamanan negara. Oleh karena itu, kita semua harus bersinergi dalam memberantas peredaran narkoba di seluruh wilayah Indonesia," katanya.
1. Menko Budi dorong semua lapisan masyarakat cegah peredaran narkotika

Lebih lanjut, Menko Budi menyebut setiap butir narkotika yang dimusnahkan menandakan satu langkah lebih dekat untuk menyelamatkan ribuan jiwa dari kehancuran. "Ini bukan sekedar operasi penegakan hukum, tetapi misi kemanusiaan untuk menyelamatkan masa depan Indonesia," tutur dia.
Purnawirawan jenderal di Polri itu turut mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan, pelaporan dan edukasi yang berkelanjutan. "Mari kita tingkatkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan aparat penegak hukum dalam memberantas narkotika. Bersama, kita bisa menciptakan Indonesia yang lebih bersih dari narkotika dan bebas dari ancaman yang merusak ini," katanya.
2. Kepala BNN sebut jadi pengungkapan narkotika terbesar sepanjang sejarah

Otoritas terkait juga berhasil menangkap enam Anak Buah Kapal (ABK). Sebanyak empat ABK di antaranya merupakan warga negara Thailand.
Sementara, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Marthinus Hukom mengatakan pengungkapan ini berawal dari hasil kerja intelijen dan penyelidikan selama lima bulan oleh BNN bersama Direktorat Jenderal Bea Cukai.
"Pengungkapan kasus ini merupakan yang terbesar dalam sejarah pemberantasan narkotika di Indonesia," ujar Marthinus ketika memberikan keterangan pers di Batam pada Senin kemarin.
BNN menerima informasi awal dari mitra internasional soal aktivitas jaringan narkoba internasional asal wilayah Golden Triangle yang hendak menyelundupkan sabu lewat jalur laut. Jaringan ini diduga hendak mendistribusikan narkotika ke beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
3. Tim gabungan akan terus menelusuri jaringan internasional narkotika

BNN, kata Marthinus masih terus mendalami jaringan internasional ini. "Kami akan terus menginvestigasi untuk menemukan potensi keterkaitan pihak-pihak lain, baik di dalam maupun luar negeri," kata Marthinus.
Di sisi lain, operasi pencegahan masuk narkotika ini merupakan bukti kongkret bahwa negara ikut hadir dan tidak akan perang menoleransi kejahatan narkotika.