Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pembantaian di Papua, Fadli Zon: Bukan Kriminal Biasa Tapi Teroris

IDN Times/Irfan Fathurohman

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon angkat suara tentang insiden pembataian terhadap 31 pekerja PT Isaka Karya di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Papua, Minggu (2/12). Menurut politikus Partai Gerindra itu, penembakan tersebut bukan kali pertama.

Oleh karena itu, Fadli mendesak kepada pemerintah untuk bertindak tegas terhadap pelaku, dan tidak memberikan negosiasi lagi dalam kasus ini.

1. Pemerintah harus tindak tegas pelaku pembantaian di Papua

IDN Times/Irfan Fathurohman

Fadli mengatakan, penembakan pekerja jalan itu bukan yang pertama kali. Sebelumnya, ada juga penyanderaan oleh kelompok separatis pada November 2017. Pernah juga terjadi penembakan terhadap empat pekerja di wilayah Sinak, Papua.

"Rentetan peristiwa ini, perlu respons tegas dari pemerintah. Jangan ada negosiasi lagi, sebab insiden ini sudah berulang dan banyak menimbulkan korban," ujar Fadli dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/12).

2. Proyek pembangunan di Papua harus mendapatkan keamanan ekstra

Fadli Zon (Twitter/@fadlizon)

Menurut Fadli, peristiwa ini menegaskan pentingnya pelibatan aparat keamanan secara ekstra di Papua, sebab wilayah di timur Indonesia itu memiliki medan khusus.

"Dalam hal ini, pemerintah bisa melibatkan TNI dalam pengawalan kegiatan pembangunan di Papua. Hal ini pernah dilakukan ketika masih ada Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B),” ujar dia.

3. KKB dinilai gerakan pemberontak dan teroris

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Fadli mengatakan apa yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, bukan lagi tindakan kriminal biasa. Menurut dia, mereka sudah termasuk gerakan pemberontak separatis yang melakukan aksi teror.

"Mereka lebih tepat disebut pemberontak, teroris, daripada kelompok kriminal. Pemerintah telah gagal memberangus mereka dan menjamin keamanan warga negara kita sendiri," ujar dia.

4. Pemerintah harus bersikap diplomatif terhadap isu di Papua

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Selain dibutuhkan ketegasan dalam tindakan keamanan, kata Fadli, sikap diplomasi pemerintah terhadap isu Papua juga harus lebih ofensif. Masalah di Papua menjadi salah satu catatan penting bagi pemerintah.

“Upaya diplomasi Kelompok Separatis Papua (KSP) untuk memisahkan Papua dari NKRI dilakukan terorganisir dan sistematis. Baik di level regional Pasifik, maupun internasional.  Mulai dari penggalangan opini publik, dana, dan bahkan lobi internasional. Upaya-upaya tersebut, tentunya perlu direspons secara totalitas oleh pemerintah Indonesia. Tak bisa lagi dipandang sebelah mata," ungkap Fadli.

5. Sebanyak 31 pekerja jembatan dibantai

Google Maps

Sebanyak 31 pekerja PT Isaka Karya dibantai saat mereka membangun jembatan di wilayah Distrik Yell, Kabbupaten Nduga, Papua, pada Minggu (2/12). Pelaku penembakan diduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga dilakukan dua kali yakni 2-3 Desember lalu.

Saat ini, aparat gabungan TNI dan Polri masih memburu KKB dan mengevakuasi korban serta warga pendatang di Kabupaten Nduga. Sebanyak 12 warga pendatang sudah berhasil dievakuasi ke Kabupaten Wamena.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us