Pemerintah Akan Beri Cuti Ayah, KPAI: Kurangi Kekerasan pada Anak

Jakarta, IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengapresiasi rencana pemerintah yang akan memberikan 'cuti ayah' kepada aparatur sipil negara (ASN) laki-laki untuk mendampingi istrinya melahirkan dan mengasuh bayi.
Wakil Ketua KPAI Jasra Putra berharap, cuti ayah ini bisa mengurangi disfungsi keluarga yang menjadi sumber pemicu kekerasan anak di dalam keluarga, akibat tidak ikut proses bersama sejak awal.
"Adanya cuti ayah, seperti membayar utang peradaban pada fenomena kekerasan anak yang terus meningkat. Dalam mengoreksi kebiasaan kita sebagai orang tua. Karena berkeluarga dan mengasuh anak adalah ilmu turun menurun, yang jarang bisa di kritisi. Selalu mengikuti pola lama," ujar Jasra dalam keterangan, Jumat (15/4/2024).
1. Negara tidak konsen membuat generasi terancam

Jasra mengatakan, negara terus bergerak ke arah penyelenggaraan sistem perlindungan anak nasional, memperluas dan memperbaharui layanan pencegahan secara umum, sehingga kita berharap ada perubahan perilaku sosial kedepan, dengan penguatan peran ayah di keluarga.
"Karena diyakini negara yang tidak konsen terhadap program ini, generasinya akan terancam di masa produktif," katanya.
2. Cuti Ayah kurangi dampak mental pada ibu

Jasra mengatakan, cuti ayah bisa membuat pasangan konsentrasi dalam mengawasi kondisi bayi, terutama saat perencanan, jelang dinyatakan hamil, mulai mengkapasitasi diri pada bayi berumur 0 bulan, yang sebenarnya diharapkan ada program sampai 2 tahun atau periode emas tumbuh kembang anak.
"Selain itu perubahan yang terjadi pada bumil (ibu hamil) mendatangkan ketidaknyamanan yang luar biasa. Sehingga cuti ayah dapat mengurangi dampak mental, emosi, tekanan psikologis, dampak kesendirian bumil membesarkan anaknya dalam kandungan," katanya.
3. Dukung tumbuh kembang anak

Jasra mengungkapkan berbagai kisah tantrum atau baby blues yang terjadi pada ibu, yang menyebabkan ancaman dan kerentanan untuk anak.
"Dengan cuti ayah kita berharap ada peran kuat, kohesi, bounding yang dilakukan ayah, dengan ikut menggendong, memandikan, mengganti popok bayi, bangun malam dalam ikut mendukung tumbuh kembang," imbuhnya.