PKS Bantah Usulkan Brian Yuliarto Jadi Mendikti, Sohibul: Karena Prestasi

- Brian Yuliarto dilantik jadi Mendikti Saintek oleh Presiden Prabowo Subianto, menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro.
- Sohibul Iman dari PKS menyebut Brian bukan diusulkan partai, melainkan karena prestasinya sebagai ilmuwan muda dengan reputasi nasional dan internasional.
- Sohibul yakin Brian layak menduduki jabatan Mendikti dan dapat menjalankan tugas dengan baik karena reputasinya yang sangat pantas.
Jakarta, IDN Times - Brian Yuliarto telah dilantik Presiden Prabowo Subianto menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek), Rabu (19/2/2025) sore. Brian menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro yang memilih mundur.
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman angkat suara usai Brian dilantik. Sohibul menyebut, Brian bukan menjadi Mendikti bukan karena diusulkan partai yang berdiri pada 1998 tersebut.
1. Jadi menteri karena punya prestasi

Sohibul menyebut Brian bukan representasi dari PKS. Guru Besar di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, menurut Sohibul, menjadi menteri karena punya prestasi.
"Setahu saya tidak, tetapi saya berpendapat prof Brian sebagai ilmuwan muda dengan prestasi dan reputasi nasional hingga internasional," kata Sohibul kepada awak media.
2. Brian layak jadi Mendikti

Dengan kapasitasnya, Sohibul merasa Brian layak untuk menduduki jabatan Mendikti. Sohibul menggaransikan Brian dapat menjalankan tugas dengan baik.
"Karena reputasi tersebut, beliau sangat pantas mengemban amanah. Alhamdulillah beliau masuk dalam radar atau pantauan langsung pak Prabowo sehingga ditunjuk menjadi Mendikti," ucap Sohibul.
3. Sohibul kenal dekat dengan Brian

Sohibul sejatinya telah lama dekat dengan Brian. Bahkan, Sohibul sudah memprediksi kalau Brian bakal menjadi menteri sejak lama.
"Saya mulai mengenal secara pribadi prof BY selama studi di Jepang. Beliau adalah seorang aktivis sejak mahasiswa, yang setelah lulus kemudian memilih jalur menjadi akademisi dan ilmuwan. Tak heran beliau menjelma menjadi sosok ilmuwan aktivis yang visioner, berwawasan luas, ulet, humble, sekaligus inovatif," ujar Sohibul.
"Setelah di Indonesia, melihat jiwa aktivisnya yang menonjol, saya sebagai senpai (senior) pernah bilang sama beliau: Brian, terus tekuni bidang keahlian fisika quantum, sambil jaga jiwa aktifis. Anggap rekayasa quantum (quantum engineering) seperti rekayasa sosial politik (socio-political engineering). Siapa tahu nanti dari ilmuwan fisika quantum ada jalan menuju istana," tutur Sohibul.