Polda Metro Gelar Operasi Keselamatan Jaya 2025, Ini Targetnya

- Operasi Keselamatan Jaya 2025 digelar oleh Polda Metro Jaya dari 10 hingga 23 Februari 2025 sebagai prakondisi kesiapan Operasi Ketupat 2025.
- Ribuan personel akan terlibat dalam operasi ini, dengan fokus pada penyuluhan, edukasi, preventif, dan preemtif terhadap angkutan umum.
- Polisi dan Dishub akan melakukan pengecekan kendaraan ke terminal dan pool, serta pengawasan terhadap anggota yang melakukan pengawalan untuk mencegah perilaku arogan.
Jakarta, IDN Times - Polda Metro Jaya menggelar Operasi Keselamatan Jaya 2025 pada Senin (10/2/2025) hingga 23 Februari 2025. Operasi ini digelar sebagai prakondisi kesiapan Operasi Ketupat 2025.
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman menjelaskan Operasi Keselamatan Jaya 2025 akan melibatkan ribuan personel.
“Tadi sampaikan oleh Bapak Kapolda, 1.675 personil yang akan dilibatkan. Kegiatannya utamanya adalah penyuluhan, edukasi, preventif dan preemtif,” kata Latif di Polda Metro, Senin (10/2/2025).
1. Polisi akan gelar pengecekan kendaraan umum dan cek urine pengemudi

Operasi Keselamatan Jaya 2025 ini menargetkan angkutan umum. Polisi dan Dishub akan melakukan pengecekan kendaraan ke terminal dan pool.
“Para pengemudi angkutan umum, khususnya pengemudi angkutan umum kita lakukan cek urin maupun cek alkohol. Ini yang akan kita lakukan,” ujar Latif.
2. Tidak ada razia di jalan, pantau pelanggaran pakai ETLE

Selain itu, polisi akan menargetkan pelanggaran lalu lintas seperti melawan arus, melanggar rambu-rambu, penggunaan gawai, tidak menggunakan sabuk pengaman, dan helm. Namun demikian, polisi tidak akan menggelar razia di jalan.
“Itu (penegakkan hukum) sudah ada ETLE. ETLE statis maupun ETLE mobil,” kata Latif.
Penegakkan hukum akan dilakukan secara manual terhadap pelanggaran berupa pelat nomor palsu dan strobo.
3. Polisi pengawal dipastikan tidak arogan

Selain itu, Ditlantas Polda Metro akan melakukan pengawasan terhadap anggota yang melakukan pengawalan. Ditlantas memastikan tidak ada anggota yang berlaku arogan.
“Sehingga kita pun dalam melakukan pengawalan sudah sedemikian rupa kita atur anggota untuk tidak arogan, untuk tidak selalu minta prioritas tetapi betul-betul harus memperkirakan ancaman-ancaman yang ada di sekitarnya,” ujar Latif.