Polemik Dugaan Penyiksaan Pemain Sirkus OCI, Ini Pengakuan Korban

- Dugaan penyiksaan pemain OCI di TSI menuai polemik publik, melibatkan tiga eks pemain sirkus era 90-an: Ida, Vivi Nurhidayah, dan Butet.
- Butet mengaku dipukul dengan balok karena berpacaran dan hamil, meninggalkan anaknya D yang kini hidup normal tanpa latihan sirkus.
- Keenam korban melaporkan kasus ini ke Kementerian PPPA dan Wakil Menteri HAM untuk memenuhi hak korban, sementara TSI menduga motif ekonomi di baliknya.
Bogor, IDN Times - Polemik dugaan penyiksaan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) di Taman Safari Indonesia (TSI) ramai dibahas publik. Dugaan penyiksaan terjadi saat para pemain kecil hingga remaja.
Dugaan ini terungkap lewat pengakuan tiga eks pemain sirkus era 90-an, Ida, Vivi Nurhidayah atau Vivi Sumampau, dan Butet. Mereka mengaku mengalami penyiksaan selama diasuh tiga orang pemain sirkus fenomenal, Frans Manansang, Yansen Manansang, dan Tony Sumampau.
Ketiga nama yang disebut itu adalah pendiri Taman Safari Indonesia (TSI) di Kecamatan Cisarua, Puncak, Bogor, Jawa Barat.
1. Bekas penyiksaan di tangan kiri Butet

Dalam pernyataannya di channel Youtube Forum Keadlian, Butet menunjukkan bekas luka patah tulang pada tangan kirinya. Butet mengaku dipukul menggunakan balok oleh pengasuhnya. Alasannya, ketahuan berpacaran dengan sesama karyawan dan hamil.
Butet mengaku memiliki anak dari hasil hubungan dengan pacarnya itu. Anak itu diasuh salah satu pendiri TSI dan dilatih menjadi pemain sirkus sejak usia 3 tahun. Butet meninggalkan anaknya berinisial D itu setelah bersalin untuk menyelamatkan diri.
Butet menyebut, D juga sudah kabur dari rumah keluarga asuhnya itu. D kini ikut bersama Butet dan hidup normal tanpa latihan sirkus.
2. Vivi mengaku ditolong warga Cisarua, guru silat dan menikah

Lain dengan Butet, Vivi mengaku dua kali mencoba melarikan diri dari penyiksaan latihan sirkus dan keluarga salah satu pendiri TSI.
Pertama, ia kabur dari rumah pengasuhnya di Taman Safari Indonesia dengan berjalan kaki hingga wilayah Cisarua, Kabupaten Bogor. Ia menginap tiga hari di rumah warga yang juga pegawai restoran di Taman Safari. Akhirnya, ia dijemput dan dibawa kembali ke rumah keluarga asuhnya.
Kedua, Vivi berhasil kabur berkat bantuan guru silat di Taman Safari Indonesia. Ia dibawa ke wilayah Tasikmalaya. Di sana, Vivi menikah dengan salah satu warga setempat.
3. Melapor ke dua kementerian

Keenam korban dugaan penyiksaan itu telah melaporkan kasus ini ke Kementerian PPPA dan Wakil Menteri HAM, Mugiyanto.
Mugiyanto mengatakan, pihaknya akan memanggil Taman Safari untuk mengklarifikasi kabar tersebut. Selain itu, kementerian juga akan mengambil langkah buat memenuhi hak korban.
4. Taman Safari Indonesia duga ada motif ekonomi di balik kasus ini

Taman Safari Indonesia (TSI) menduga ada motif ekonomi di balik ramainya kasus eksploitasi eks pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI). Pasalnya, sebelum kasus ini marak, enam pemain tersebut pernah melayangkan tuntutan hingga Rp3,1 miliar.
Vice President Legal & Corporate Secretary Taman Safari Indonesia, Barata Mardikoesno mengatakan, pihaknya menerima somasi dari enam mantan pemain sirkus OCI dengan nilai tuntutan Rp3,1 miliar.
"Mereka meminta masing-masing Rp300 juta, khusus Ida mereka meminta Rp1 miliar. Jadi kurang lebih Rp3,1 miliar," kata Barata di Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).
5. Tony tunjukkan video keceriaan anak-anak main sirkus

Menanggapi pengakuan para mantan pemain sirkus, Komisaris TSI Tony Sumampau menyebut tuduhan kekerasan, seperti pemukulan dengan besi, tidak masuk akal.
Pihaknya juga menunjukkan video dokumentasi kehidupan para anak-anak sirkus di Klaten dan Yogyakarta. Anak-anak itu terlihat cerita.
"Kalau dipukul besi, bisa mati mungkin," ujarnya.