Politikus PDIP Unggah Terduga Penyebar Stiker Bandingkan RK-Pramono

- Politikus PDI Perjuangan, Mohamad Guntur Romli mengunggah video tentang pemasangan stiker yang membandingkan paslon di Pilkada DKI Jakarta.
- Stiker tersebut membandingkan paslon nomor urut 1 dan nomor urut 3 serta dinarasikan dengan dukungan tokoh-tokoh politik terkemuka.
- Tim hukum pemenangan RIDO membantah ada pelanggaran dalam pemasangan stiker dan menyampaikan sembilan poin yang ada dalam stiker tersebut.
Jakarta, IDN Times - Politikus PDI Perjuangan, Mohamad Guntur Romli, mengunggah video diduga tim pemenangan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), memasang stiker yang membandingkan dua paslon di Pilkada DKI Jakarta.
Paslon yang dibanding dalam stiker itu adalah Ridwan Kamil-Suswono dan paslon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.
Stiker itu berjudul "Mau Pilih Siapa?". Stiker itu juga dinarasikan dengan Ridwan Kamil-Suswono yang merupakan calon gubernur pilihan Presiden Prabowo Subianto, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 RI Joko "Jokowi" Widodo.
Kemudian untuk Pramono-Rano Karno, dinarasikan sebagai calon gubernur pilihan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Amien Rais, dan Oesman Sapta Odang.
1. Guntur Romli sebut peristiwa tersebut di Jakarta Timur

Dalam unggahannya di akun X, Guntur Romli mengatakan stiker itu ditemukan di Jakarta Timur.
"Gruduk RW 08 Palmeriam, Matraman, Jaktim, ada kejadian dari tim paslon 1 yang menempel stiker di rumah-rumah warga RW 08 Palmeriam dan lapor ke Panwascam. Elo jual, gue borong. Tangkap. Tangkap," tulis Guntur, dikutip Senin (25/11/2024).
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara, mengatakan tak ada yang spesial dari stiker tersebut. Dia pun merasa heran dengan protes yang dilakukan politikus PDIP.
"Ya mungkin, karena tokoh-tokoh yang mendukung RK-Suswono jauh lebih dahsyat dan punya efek kuat, daripada tokoh-tokoh yang mendukung Pramono-Rano Karno," kata Igor, Minggu (24/11/2024).
2. Respons Tim RIDO

Tim hukum pemenangan RIDO, Rimhot Sihotang, menganggap ada persekusi dan pemukulan terhadap orang yang memasang stiker. Menurutnya, tidak ada yang salah dalam pemasangan stiker tersebut.
"Kalau ada dugaan pelanggaran pilkada bukankah sebaiknya dilaporkan ke Bawaslu, dan dugaan tindak pidana dilaporkan ke polisi?" ujar Rimhot dalam keterangannya.
3. Tim RIDO anggap tidak ada pelanggaran

Rimhot kemudian membeberkan sembilan poin yang ada dalam stiker tersebut. Dia menegaskan, tidak ada pelanggaran dan penghinaan pada stiker yang dibuat.
Berikut poin-poin yang disampaikan tim RIDO:
- Menyajikan pertanyaan memilih siapa
- Latar belakang partai pendukung dan para ketua umum partai atau mantan presiden
- Kenapa paslon calon gubernur dan wagub nomor urut 2 (Dharma-Kun) tidak ikut, karena independen, tidak ada dukungan partai atau tokoh partai
- Semua benar mengenai nama cagub dan cawagub serta nomor urut
- Tidak ada unsur penghinaan
- Tidak ada unsur menjelekan
- Karena semua yang di sajikan itu adalah fakta
- Tempat pasang tidak di tempat terlarang seperti rumah ibadah atau sekolah dan yang tempat dilarang
- Fokus pasang di rumah warga dan lingkungan kecil.