Profil Singkat Philip Pilot Susi Air yang Disandera KKB

Jakarta, IDN Times - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih menyandera pilot Susi Air, Philips Max Marthin.
Selain menyandera Philip, pesawat Susi Air itu sempat dibakar, namun hanya Philip yang disandera. Sedangkan, sebanyak 15 pekerja puskesmas sudah dievakuasi.
1. Philip adalah pilot berkebangsaan Selandia Baru

Philip Max Marthin adalah seorang pilot berkebangsaan Selandia Baru. Dia menerbangkan pesawat Susi Air di Paro, Kabupaten Nduga, Papua. Kebangsaan Philip inilah yang dijadikan alasan KKB menyandera dia dan meminta Selandia Baru turut bertanggung jawab.
Philips Marthen juga diketahui masih berusia 37 tahun atau lahir pada 1985.
Philips beserta penumpang harusnya sudah kembali ke Bandara Moses Kilangin, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Selasa pagi, 7 Febriari 2023 sekitar pukul 07.45 WIT. Mereka lepas landas dari lokasi itu menuju Nduga pukul 05.33 WIT dengan pesawat bernomor registrasi PK-BVY tersebut.
2. Alasan KKB sandera pilot Susi Air

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNB-OPM) Sebby Sambom mengatakan, pilot maskapai Susi Air masih hidup. Namun akan disandera sebagai alat bernegosasi dengan pemerintah pusat di Jakarta.
Meski demikan, Sebby menyebut pihaknya tidak segan-segan bakal mengeksekusi pilot tersebut seandainya Jakarta tak memenuhi tuntutan mereka, yakni agar Papua bisa lepas dari Indonesia.
"Pilot masih hidup dan dia akan disandera buat negoisasi dengan Jakarta. Jika Jakarta kepala batu, maka pilot akan dieksekusi. Nanti, kami dari manajemen markas pusat Komnas TPNPB-OPM akan monitor," ungkap Sebby kepada IDN Times pada 7 Februari 2022 lalu.
Kelompok EK (Egianus Kogoya) ini juga akan melayangkan surat ke Pemerintah Selandia Baru, negara asal pilot Susi Air dan meminta pertanggung jawaban dari Selandia Baru.
"New Zealand, Australia, Eropa, dan Amerika mengirim senjata kepada TNI-Polri. Mereka melatih TNI-Polri untuk membunuh orang asli Papua selama 60 tahun," katanya.
3. Panglima TNI sempat larang Susi Air terbang di Paro Nduga

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sempat melarang maskapai Susi Air terbang ke lapangan terbang di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua. Namun, tetap dilakukan
Dia menjelaskan lapangan terbang di sana tergolong sepi dan minim kehadiran personel TNI dan Polri. Hal itu lantaran lapangan terbang di Kabupaten Nduga itu dinilai aman dari ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Mungkin itu (masuk) ke rute penerbangan mereka. Sebenarnya, dari awal kita sudah larang waktu itu untuk melaksanakan terbang. Tapi, ternyata mereka memaksakan dan belakangan ada kerawanannya," ujar Yudo di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2023).