Protes Keras Kemenag ke Garuda: Banyak Alasan!

Jakarta, IDN Times - Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo meminta pihak Garuda Indonesia menyiapkan mitigasi secara menyeluruh terhadap potensi persoalan yang muncul dalam proses penerbangan jemaah haji Indonesia.
Wibowo menilai Garuda baru sebatas menerapkan solusi instan dalam menyelesaikan masalah keterlambatan penerbangan.
“Garuda Indonesia harus menunjukkan komitmennya mengurai masalah keterlambatan penerbangan yang semakin tidak menentu ini. Butuh mitigasi komprehensif, bukan solusi parsial,” kata Wibowo dalam keterangannya, Jumat (24/5/2024).
1. Keterlambatan penerbangan berdampak pada layanan jemaah

Wibowo menegaskan, masalah keterlambatan ini akan berdampak terhadap layanan jemaah haji Indonesia. Dia pun meminta supaya masalah keterlambatan ini segera diselesaikan secara permanen.
Sebab menurut dia, kalau mengambil armada dari embarkasi hanya menyelesaikan pada satu titik.
“Tapi membuka persoalan baru di embarkasi lain untuk pemberangkatan kloter jemaah yang lain,” imbuh dia.
2. Kemenag sebut Garuda selalu memiliki alasan

Wibowo menilai, pendekatan penyelesaian Garuda Indonesia atas masalah keterlambatan penerbangan jemaah masih bersifat teknis dan tidak substantif. Hal ini bisa jadi karena Garuda Indonesia belum mempersiapkan mitigasi yang komprehensif.
“Sejak 12 Mei, awal penerbangan sekaligus awal muncul masalah, selalu saja alasannya perbaikan mesin, pengecekkan moda, dan lainnya. Sehingga, masalah terus berulang. Perlu ada terobosan agar penerbangan jemaah haji Indonesia ke depan sesuai jadwal,” ucapnya.
3. Kemenag protes keras Garuda

Kementerian Agama telah menyampaikan surat pernyataan kecewa dan protes keras kepada Garuda. Kemenag minta Garuda Indonesia untuk segera bertindak profesional melakukan perbaikan kinerja agar masalah penerbangan jemaah haji Indonesia tidak terus berulang.
Sebab, penerbangan menjadi satu kesatuan dari proses penyelenggaraan ibadah haji. Keterlambatan penerbangan akan berdampak pada layanan lainnya, termasuk juga pada perasaan jemaah haji Indonesia.
Adapun keberangkatan jemaah haji Indonesia kembali kembali mengalami keterlambatan akibat kerusakan mesin pesawat Garuda Indonesia.
Masalah ini terjadi dalam pemberangkatan kloter 41 Embarkasi Solo (SOC-41) yang kemudian berdampak domino terhadap keterlambatan pemberangkatan SOC-42 dan SOC-43.
“Rentang keterlambatannya bahkan cukup lama, empat sampai tujuh belas jam,” ujar dia.