Ratusan Prajurit TNI AL Siap Dikirim ke Lebanon Desember Ini

- 120 prajurit TNI AL berangkat ke Lebanon dengan KRI Sultan Iskandar Muda-367 pada pekan ke-3 Desember 2024.
- Kapal ini akan menggantikan KRI Diponegoro-365 dan membawa helikopter HS-1306, serta melanjutkan misi perdamaian hingga awal Januari 2025.
- Ratusan prajurit TNI AL telah mengikuti latihan di Surabaya sejak September 2024, termasuk fase pangkalan dan fase laut.
Jakarta, IDN Times - Sebanyak 120 prajurit TNI Angkatan Laut (AL) yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritim Task Force (Satgas MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-P UNIFIL bakal diberangkatkan pada pekan ke-3 Desember 2024.
Ratusan prajurit TNI AL itu akan berangkat menggunakan KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 dari Markas Komando Armada II, Surabaya. Lalu, dari Surabaya akan mampir ke Jakarta dan dilanjutkan ke Beirut, Lebanon.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana mengatakan, Komandan Satgas MTF Konga XXVIII-P UNIFIL Letkol Laut (P) Anugerah Annurullah memaparkan langsung persiapan keberangkatan tim di hadapan KSAL di Cilangkap pada pekan ini.
"KSAL memberikan arahan kepada seluruh personel satgas agar senantiasa mengedepankan keselamatan dan profesionalisme selama bertugas. KSAL juga menegaskan pentingnya menjaga nama baik TNI, bangsa dan negara dengan cara menghindari perilaku yang melanggar hukum," ujar Wira ketika menjelaskan kembali arahan KSAL, dikutip Jumat (6/12/2024).
KRI SIM-367 bakal menggantikan KRI Diponegoro-365 yang telah bertugas selama hampir satu tahun di Lebanon. Sedangkan 120 prajurit TNI AL yang bakal dikirim ke Lebanon sudah mengikuti pelatihan sejak September lalu.
1. KRI Sultan Iskandar Muda (SMI)-367 menempuh rute Sri Lanka-Lebanon

Lebih lanjut, KRI SIM-367 bakal turut mengangkut helikopter HS-1306 dari Pusat Penerbangan TNI AL. Kapal itu dijadwalkan berangkat ke Beirut, Lebanon, pada minggu ke-3 Desember 2024 dengan rute Jakarta-Batam-Colombo (Sri Lanka)-Salalah (Oman)-Port Said (Mesir)-Beirut.
KRI SIM-367 dan Satgas MTF Konga XXVIII-P UNIFIL melanjutkan misi perdamaian sampai awal Januari 2025. Umumnya, satgas MTF TNI menjalankan misi perdamaian di perairan Lebanon dan Laut Mediterania selama kurun waktu setahun.
MTF merupakan salah satu satuan yang bernaung di bawah kendali Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
2. Ratusan prajurit TNI AL menjalani pelatihan sebelum dikirim ke Lebanon

Sementara, ratusan prajurit TNI AL sudah mengikuti latihan yang terpusat di Surabaya sejak September 2024. Mereka diberi sejumlah pembekalan dan pelatihan di bawah koordinasi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI.
Beberapa latihan itu, di antaranya mencakup latihan-latihan fase pangkalan (harbour phase), dan latihan-latihan fase laut (sea phase).
Sedangkan di pangkalan, ratusan prajurit TNI AL itu mengikuti latihan seperti simulasi prosedur operasional di pangkalan, simulasi operasi melibatkan helikopter, inspeksi kapal (CEO inspection), navigasi dan penyekatan (road block), penanggulangan kerusakan (damage control), kunjungan tamu-tamu penting (VIP visit), penanganan kedaruratan medis, penanganan media, kemudian prosedur pengalihan tugas dan wewenang (transfer authority).
3. TNI belum berencana menarik prajurit dari misi UNIFIL

TNI tetap akan menyiapkan pasukan untuk melanjutkan misi perdamaian bersama PBB di Lebanon. Meski markas UNIFIL ikut menjadi sasaran dari militer Israel, Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Taufik Budi Santoso mengatakan, pasukan pengganti untuk melanjutkan tugas satgas UNIFIL di Lebanon tetap berjalan sesuai rencana dan jadwal.
"Persiapan penggantian pasukan di Lebanon tetap jalan terus sesuai dengan rencana kita. Meskipun kita juga tetap harus memonitor perkembangan situasi di Lebanon," ujar Mayjen Taufik di Mabes TNI Cilangkap pada 26 November 2024 lalu.
Ia juga memastikan tidak ada rencana untuk menarik prajurit TNI dari misi UNIFIL. TNI tetap menjalankan mandat yang diberikan oleh PBB kepada mereka.
"Mau ditarik atau tidak, kami harus nurut mandat dari PBB," katanya.
Apalagi Argentina menjadi negara pertama yang memutuskan untuk menarik militernya dari misi perdamaian di Lebanon. Penarikan militer Argentina itu diumumkan pada pekan lalu bersamaan dengan serangan lain yang menyasar markas UNIFIL.