Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Respons Komnas HAM soal Kasus Penembakan 5 PMI di Malaysia

Jenazah Jenazah Basri, PMI yang tewas ditembak aparat Malaysia, tiba di Terminal Cargo Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru (IDN Times/ Fanny Rizano)

Jakarta, IDN Times - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Indonesia mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Komnas HAM Malaysia atau SUKAHAM. Hal ini untuk membahas kasus lima pekerja migran Indonesia (PMI) yang dtembak oleh otoritas maritim Malaysia, Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).

Komnas HAM mendorong SUKAHAM Malaysia untuk lakukan investigasi dengan transparan serta dorong penegakkan hukumnya.

"Komnas HAM membuka kemungkinan untuk melakukan koordinasi dengan SUKAHAM, baik secara bilateral maupun melalui SEANF, sesuai yurisdiksi dan kewenangan masing-masing. Komnas HAM akan mendorong SUKAHAM untuk melakukan investigasi atas peristiwa penembakan tersebut secara independen dan transparan, serta mendorong proses penegakan hukum yang berperspektif HAM," kata Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, Jumat (31/1/2025). 

1. Indonesia ketuai SEANF dengan Malaysia anggotanya

108 PMI pulang ke Indonesia menggunakan transportasi kapal (IDN Times/ dok BP3MI Riau)

Komnas HAM dan SUKAHAM memang telah bekerjasama di bidang HAM melalui Forum Komnas HAM di Asia Tenggara atau South East Asia National Human Rights Institutions Forum-SEANF. Indonesia saat saat ini menjadi ketua untuk periode 2024-2025 ini.

SEANF terdiri dari Komnas HAM yng beranggotakan negara-negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Timor Leste, dan Myanmar, yaitu sebuah forum kerja sama untuk memperkuat peran Komnas HAM di negara masing-masing.

"Di dalam SEANF, Komnas HAM dan Komisi Nasional HAM lainnya saling berbagi praktik baik dalam negerinya dan mempelajari tantangan-tantangan HAM yang dihadapi di dalam negeri, yang juga berdampak bagi kawasan Asia Tenggara, termasuk persoalan pekerja migran," kata dia.

2. Pemerintah harus pastikan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan HAM

Potret ratusan PMI yang dipulangkan ke Indonesia melalui Pelabuhan Internasional Dumai (IDN Times/ dok BP3MI Riau)

Atnike mengatakan, pemerintah Indonesia melakukan upaya perlindungan bagi lima orang PMI yang menjadi korban dalam kasus penembakan yang terjadi di Malaysia.

Pemerintah Indonesia juga harus memastikan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan HAM terhadap PMI. Hal ini sebagaimana dijamin dalam Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-hak Seluruh Pekerja Migran dan anggota keluarganya yang sudah diratifikasi pemerintah Indonesia sejak 2012

3. PMI bukanlah penjahat kriminal

Azrai, sepupu Basri, PMI yang tewas ditembak APM Malaysia (IDN Times/ Fanny Rizano)

Penembakan itu terjadi di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia yang menewaskan satu korban PMI. Dalam kasus penembakan tersebut, satu korban PMI bahkan kondisinya kritis dan tiga lainnya luka-luka.

Migrant CARE mencatat, peristiwa penembakan serupa bukan kali ini saja terjadi, pada tahun 2012 ada lima pekerja migran Indonesia asal NTB juga ditembak mati oleh polisi Diraja Malaysia dengan tuduhan kriminal.

"Apapun alasannya penembakan terhadap pekerja migran Indonesia yang mengakibatkan luka-luka dan hilangnya nyawa merupakan pelanggaran HAM dan harus diusut tuntas, karena pekerja migran Indonesia bukanlah penjahat kriminal," kata Koordinator Bantuan Hukum Migrant CARE Nurharson, Senin (27/1/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us