Ridwan Kamil Pastikan Giant Sea Wall Tak Bakal Ganggu Nelayan

- Ridwan Kamil memastikan program Giant Sea Wall tidak akan mengganggu nelayan dan mata pencaharian mereka.
- Pembangunan Giant Sea Wall dibagi menjadi tiga fase: A, B, dan C dengan target selesai pada 2040.
Jakarta, IDN Times - Calon Gubernur DKI Jakarta 2024 nomor urut 1, Ridwan Kamil memastikan program tanggul laut raksasa (giant sea wall) tidak akan mengganggu nelayan, tidak akan membuat nelayan kehilangan mata pencaharian mereka.
Ridwan Kamil menjelaskan, program giant sea wall saat ini belum dirancang. Namun, ia mengakui program ini akan sedikit menggeser lokasi nelayan dalam mencari ikan.
”Giant sea wall-nya kan belum digambar. Aspirasi itu nanti masuk dalam proses desainnya. Nggak ada masalah, bedanya posisi untuk mencari ikan bergeser sedikit, yang tadinya di sini akan geser sedikit ke sana,” kata Ridwan Kamil di Jakarta, diikutip Minggu (13/10/2024).
1. Proyek giant sea wall dibangun tiga fase

Pemerintah membangun giant sea wall di wilayah pesisir DKI Jakarta untuk mencegah banjir rob dan penurunan permukaan tanah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto membeberkan proyek tersebut dibangun dalam tiga fase.
Airlangga memaparkan, pembangunan giant sea wall dibagi menjadi fase A, B, dan C. Pada fase A, dilakukan pembangunan tanggul pantai dan muara sungai kurang lebih sepanjang 120 kilometer (km). Fase B untuk pembangunan tanggul laut adaptif sisi barat sepanjang 20 km. Kemudian, fase C untuk pembangunan tanggul laut adaptif sisi timur sepanjang 12 km.
Adapun pembangunan fase A sudah dimulai, dan ditargetkan selesai pada 2030, fase B mulai 2030, dan fase C mulai 2040. Namun targetnya pada 2040, tanggul laut tertutup dengan waduk untuk air baku.
"Fase A pembangunan tanggul pantai dan sungai, dan sistem pompa dan folder ini di wilayah Jakarta. Fase B itu konsep terbuka di wilayah barat dan pesisir Jakarta. Yang (fase) C di wilayah timur Jakarta,” tutur dia.
2. Pembangunan fase A dan B telan dana Rp164 triliun

Adapun untuk pembangunan tanggul fase A diperkirakan membutuhkan dana Rp16,1 triliun, yang berasal dari anggaran Kementerian PUPR sebesar Rp10,3 triliun, dan Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp5,8 triliun.
Kemudian, tanggul fase B membutuhkan dana Rp148 triliun, dengan rincian Rp91 triliun untuk pembangunan tanggul dan jalan tol, serta Rp57 triliun untuk pengembangan lahan sekitar tanggul. Pemerintah sendiri belum memberikan prediksi kebutuhan dana untuk pembangunan fase C.
3. Giant sea wall bakal terhubung dengan jalan tol

Pembangunan giant sea wall rencananya akan diintegrasikan dengan jaringan jalan tol. Ada juga rencana pengembangan lahan. Targetnya, kedua wacana itu bisa dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU.
Airlangga mengatakan, proyek ini bisa dikukuhkan dengan persetujuan dari Menteri Kelautan dan Perikanan, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang Nasional (ATR/BPN).
“Kalau Menteri KKP datang, Menteri ATR datang, itu sudah lengkap urusan tanggul laut, selesai jadi sudah bisa diketok,” kata Airlangga.