Begini Pengakuan Nahkoda soal Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Nahkoda berinisial SS ini juga membantah minum tuak

Jakarta, IDN Times - Tim Basarnas terus mencari korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Setidaknya ada 184 korban hilang masih dalam pencarian.

Keluarga korban pun masih menunggu di posko pencarian korban yang terletak di Labuhan Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara. Mereka berharap keluarga segera ditemukan. 

Beredar kabar nahkoda tengah dalam pengaruh tuak saat KM Sinar Bangun tenggelam. Sang nahkoda yang berinisial SS pun angkat suara terkait hal ini. Bagaimana pengakuan SS saat kapal tenggelam?

1. Tidak dalam pengaruh minuman keras

Begini Pengakuan Nahkoda soal Tenggelamnya KM Sinar BangunIDN Times/Margith Juita Damanik

SS mengaku saat KM Sinar Bangun tenggelam tidak dalam pengaruh minuman keras. Dia mengaku tidak pernah menenggak minuman keras, termasuk jenis tuak.

"Itu kabar bohong semua, jangan kan minum tuak, merokok saja saya tidak. Gak pernah minum tuak saya," ujar SS dalam wawancara dengan Metro TV, Minggu (24/6).

2. Menerobos cuaca karena dianggap sudah biasa

Begini Pengakuan Nahkoda soal Tenggelamnya KM Sinar BangunIDN Times/Margith Juita Damanik

SS mengaku sebelum kapal tenggelam memang cuaca kurang mendukung, terjadi hujan. Namun, ia mengaggap ini sudah biasa, hingga ia pun nekat meneruskan untuk berlayar.

"Cuaca agak hujan, tapi saya kira ini sudah biasa, akhirnya kapal tetap jalan," ujar dia. 

3. Tersedia pelampung

Begini Pengakuan Nahkoda soal Tenggelamnya KM Sinar BangunIDN Times/Margith Juita Damanik

SS juga mengaku di dalam kepal tersedia pelampung sekitar 80 unit. Dia juga mengklaim sudah berpengalaman menjadi nahkoda sekitar 10 tahun dan memiliki izin beroperasi hingga 2019.

"Ada. Ada pelampung sekitar 80," ujar SS.

Kapal kayu KM Sinar Bangun diduga tenggelam sekitar satu mil dari dermaga Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6) pukul 17.30 WIB. Muatan berlebihan dan cuaca buruk diduga menjadi penyebab tenggelamnya KM Sinar Bangun. Cuaca buruk itu berupa angin kencang dan ombak besar.

Hingga kini, tercatat 18 penumpang KM Sinar Bangun sudah ditemukan selamat dan satu lainnya meninggal dunia, yakni Indah Yunita Saragih (22) warga Pulau Sidamanik. Sementara, 184 lainnya masih hilang.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya