Rumah Ibadah 3 Agama Keluarga Abraham Diresmikan di Abu Dhabi

Jakarta, IDN Times - Padre Marco SVD bersama Kardinal Miguel Ayuso meyambangi Abu Dhabi untuk menghadiri Komisi Tingkat Tinggi dari dokumen Human Fraternity.
Padre Marco menceritakan pentingnya pelaksanaan event ini sehingga ia dan Kardinal Ayuso tidak langsung kembali ke rumah (Vatikan), melainkan harus ke Abu Dhabi. Sebab, ada peresmian 3 rumah ibadat yang berdiri berdampingan di tengah Kota Abu Dhabi, di wilayah Budaya Saadiyat Cultural District. Peresmian ini usai penandatanganan dokumen Human Fraternity pada 4 Februari 2019 lalu.
"Mendirikan rumah ibadat agama Yahudi, agama Katolik, dan juga Islam berdiri mesra berdampingan. Uniknya, ketiga rumah ibadat berbeda agama itu memiliki seni arsitektur yang kurang lebih sama dengan warna yang sama pula, hanya hiasan yang sedikit berbeda dengan dilengkapi simbol-simbol keagamaan masing-masing," ucapnya dalam keterengan tertulis, Sabtu (18/2/2023).
1. Terdapat taman indah di antara tiga rumah ibadah

Ia merasa takjub dengan pembangunan tiga rumah ibadah secara berdampingan, terlebih
di antara rumah-rumah ibadat ini, terdapat sebuah taman bernama Taman Abrahamic Family House atau Rumah Keluarga Abraham.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa di dalam upacara inagurasi atau peresmian tiga rumah ibadat tersebut, hadir berbagai macam pemimpin agama dari ketiga agama, dan juga pemimpin pemerintahan dan masyarakat sipil sekitar 300-an orang.
"Mulai pukul 18.00 sore, terjadi perjumpaan-perjumpaan yang mengawali peresmian yang digelar malam hari supaya kita saling mengenal, saling berbicara. Setelah itu kita diantar ke dalam taman, Taman Abrahamic Family House, untuk mengikuti lalu acara peresmian,” papar Padre Marco.
2. Tiga rumah ibadat letaknya berdampingan bentuk konkret dokumen Human Fraternity

Ia menceritakan, sambutan disampaikan oleh Prof Mohammed Al Mehrasawi (Islam), Kardinal Miguel Ayuso (Katolik), dan Rabbi Kepala Yehuda Sama (Yahudi).
Dalam sambutannya, Prof Mohammed Al Mehrasawi menekankan pentingnya rumah-rumah ibadat ini sebagai simbol harapan, simbol saling pemahaman, dan simbol saling pengertian.
"Ini menandai atau membumikan atau merealisasi satu bagian tentunya, bagian spiritual, dari dokumen Human Fraternity ini," pungkasnya.
Sementara itu, Katolik Kardinal Miguel Ayuso juga menekankan pentingnya rumah ibadat ini. Rumah ibadat sebagai simbol yang mendekatkan manusia sebagai saudara dan saudari dan merupakan batu loncatan yang menandai pentingnya dokumen Human Fraternity tersebut.
3. Ketiga rumah ibadat cerminan komunitas multikultural

Menurut Padre, ketiga rumah ibadat ini merupakan cerminan komunitas multikultural yang hidup di negara Uni Emirat Arab, yang terdiri dari sekitar 200 bangsa yang berbeda-beda namun tetap bisa hidup berdampingan.
"Mereka semua senang, bersyukur dan bangga bahwa walaupun Emirat Arab yang jumlah penduduknya tidak banyak ini, dengan bahasa yang berbeda-beda dan agama yang berbeda-beda, tetapi mereka bisa hidup secara berdampingan dan rukun," tegasnya.
Tak hanya itu, ketiga rumah ibadat ini ditempatkan di lokasi yang sangat sentral. Jadi wilayah Saadiyat Cultural District yang merupakan situs budaya, tetapi di dalamnya berdiri tiga rumah ibadat.
"Sekali lagi ada keterkaitan antara agama dan budaya di sini. Sudah sejak dari dulu kala ketika ada manusia di planet bumi ini, budaya dan agama sudah saling berkaitan. Oleh karena itu, dua dimensi besar ini menjadi dua sokuguru,” imbuh Padre Marco.
Melalui Human Fraternity ini, pendekatan budaya dan agama ditonjolkan untuk merangkul semua orang menjadi saudara dan saudari. Saya sangat bersyukur bisa menjadi saksi dari peresmian tiga rumah ibadat tersebut,” ujar Padre Marco.
.