Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

SATRIA-1 Baru Bisa Dimanfaatkan Januari 2024, Ini Penjelasannya

Plt. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo)Mahfud MD memberi keterangan pers di Kantor Kominfo, Jakarta, Selasa (13/6/2023) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Satelit Indonesia Raya (SATRIA-1) akan mengorbit pada 19 Juni 2023 pukul 05.00 WIB. Rencananya satelit seharga 540 juta dolar AS ini akan diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Satelit ini akan mengorbit selama 145 hari karena akan menjalankan serangkaian tes. Sedangkan pemanfaatan satelit baru bisa dilakukan pada Januari 2024.

"Itu kita butuh 145 hari, maka dari peluncuran tanggal 19 Juni, sampai di tempat orbitnya itu November, kita akan tes satelitnya dulu dan kita akan tes seluruh sistemnya, sehingga bisa permanfaatkan kira-kira akhir Desember ini, dan kira-kira bisa dipermanfaatkan layanannya pada Januari 2024," kata Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga Adi Rahman Adiwoso dalam keterangan pers di kantor Kominfo, Selasa (13/6/2023).

1. Satelit SATRIA-1 diklaim sangat modern

Ilustrasi roket pembawa satelit meluncur dari menara peluncurannya. (Kyodo/via REUTERS)

Adi menjelaskan, SATRIA-1 adalah satelit yang modern sekali karena tidak memakai bahan bakar kimia, sehingga jumlah peralatan satelit yang dibawa akan lebih banyak sehingga bisa menawarkan akses internet dengan kecepatan mencapai 150gbps.

"Sehingga mempergunakan electric propulsion, untuk ke orbit raising dari titik satelit itu dilepaskan peluncur, kita menggunakan empat roket kecil yang bahan bakarnya elektronik plasma xenon dan itu memerlukan 145 hari, itu diperuntukkan agar satelit itu enteng sekali, karena tidak memakai bahan bakar  kimia, sehingga jumlah peralatan di satelit ini bisa banyak dan bisa mencapai kecepatan 150gbps," kata dia.

 

2. Serangkaian tes yang akan dijalankan

ilustrasi satelit (Satelit Nusantara Satu) PSN

Setelah peluncuran, SATRIA-1 akan melakukan Electric Orbit Raising (EOR) selama sekitar 145 hari sejak pemisahan satelit dari kendaraan peluncurnya hingga tiba di posisi orbit 146 Bujur Timur. 

Di posisi orbit tersebut, satelit akan menjalani serangkaian tes, seperti In Orbit Testing (IOT), In-Orbit Acceptance Review (IOAR), dan End-to-End Test (E2E Test), untuk memastikan kinerja satelit yang optimal.

3. Gunakan roket Falcon 9 milik Space

Peluncuran Satelit Nusantara dari Florida. (Youtube Space Googlevesair)

Satelit SATRIA 1 akan dibawa ke orbit oleh roket Falcon 9 milik Space Exploration Technologies Corporation, atau dikenal dengan SpaceX. SATRIA-1 dibangun di Thales Alenia Space, Prancis.

Saat ini, satelit telah berada di Payload Processing Facility SpaceX di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, setelah dikirim melalui moda transportasi laut selama 17 hari dari Cannes, Perancis.

4. Countdown peluncuran akan dimulai 4 jam sebelumnya

Peluncuran Satelit Kosmos-2543 Rusia, pada 15 Juli 2020. twitter.com/TGMetsFan98
Peluncuran Satelit Kosmos-2543 Rusia, pada 15 Juli 2020. twitter.com/TGMetsFan98

Di Florida, SATRIA 1 tengah melalui berbagai tahap persiapan, termasuk pemasangan rocket adapter dan fairing (penutup satelit) pada roket peluncur. Pada 15 dan 16 Juni 2023, fairing yang berisi satelit akan diintegrasikan dengan roket peluncur yang terdiri dari Stage 1 dan Stage 2.

Setelah itu, roket akan dipindahkan dari hangar ke launch pad. Countdown peluncuran akan dimulai 4 jam sebelum peluncuran dan komputer akan mengambil alih proses peluncuran 60 detik sebelumnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us