Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Solusi Banjir Jakarta dari 3 Pasangan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta

Penetapan nomor urut pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Kantor KPU DKI Jakarta (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Intinya sih...
  • Pasangan Pramono Anung menawarkan solusi komprehensif untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas banjir dan polusi melalui program "Jakarta Berseri."

  • Program ini mencakup pemulihan fungsi sumur resapan, peningkatan peran tim PPSU, pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir, dan peningkatan RTH dan RTB.
  • Pasangan Ridwan Kamil dan Suswono menawarkan solusi terintegrasi untuk mewujudkan kota Jakarta yang berketahanan dalam menghadapi ancaman banjir

    Pasangan Dharma-Kun menawarkan solusi strategis untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta melalui "Misi 5"

Jakarta, IDN Times - Pemerintah terus mendorong solusi komprehensif untuk mengatasi permasalahan banjir di Jakarta dan wilayah sekitarnya. Berbagai strategi telah diusulkan oleh pasangan calon pemimpin, mulai dari penguatan infrastruktur hingga upaya konservasi lingkungan.

Melalui kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, diharapkan langkah-langkah ini dapat memberikan solusi jangka panjang yang efektif.

Setiap pasangan calon, seperti Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, serta pasangan independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana menawarkan pendekatan masing-masing dalam menangani banjir.

Rencana-rencana mereka mencakup sinergi antara berbagai pihak untuk mengurangi dampak banjir yang terus mengganggu kehidupan warga Jakarta. Di tengah persaingan politik ini, muncul pertanyaan besar yaitu solusi manakah yang paling efektif untuk Jakarta?

Berikut perbandingan dari solusi banjir Jakarta yang diusung oleh masing-masing calon gubernur dan wakil gubernur.

1. Program banjir Pramono Anung-Rano Karno

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Pasangan Pramono Anung menawarkan solusi komprehensif untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas banjir dan polusi melalui program "Jakarta Berseri." Salah satu fokus utama dari program ini adalah pemulihan fungsi sumur resapan yang sebelumnya banyak ditutup. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan daya serap air tanah, yang akan mengurangi genangan dan potensi banjir di wilayah Jakarta. 

Selain itu, peran tim PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) atau dikenal sebagai pasukan oranye akan dimaksimalkan, terutama dalam penanganan drainase dan kebersihan saluran air di wilayah-wilayah rawan banjir. Program ini juga melibatkan pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir, seperti Giant Sea Wall di pesisir Jakarta, waduk, dan kolam retensi untuk menampung dan mengatur aliran air saat intensitas hujan tinggi.

Selain penanggulangan banjir, Pramono juga berupaya mengatasi masalah polusi yang mengganggu kualitas hidup masyarakat Jakarta. Salah satu langkah yang diusulkan adalah penambahan alat pengukur indeks standar pencemaran udara di beberapa titik strategis Jakarta. Hal ini diharapkan mampu memantau kualitas udara secara merata dan memberikan data yang diperlukan untuk mengatasi polusi. 

Tak hanya itu, Pramono mengusulkan adanya kerja sama lintas provinsi untuk mengendalikan polusi dari industri-industri besar di sekitar Jakarta. Dengan adanya koordinasi antardaerah, diharapkan polusi yang berasal dari aktivitas industri dapat dikendalikan secara lebih efektif sehingga kualitas udara di Jakarta dapat semakin membaik.

Program "Jakarta Berseri" juga mencakup peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Terbuka Biru (RTB), dengan target masing-masing menjadi 15% dan 5% dari luas kota. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan memperbaiki lingkungan hidup di Jakarta. 

Selain itu, Pramono berencana menambah taman atap (roof garden) dan taman vegetasi di setiap bangunan vertikal untuk membantu mereduksi polusi udara dan menciptakan lingkungan yang lebih sejuk. Tak hanya itu, pasangan ini juga akan mengembangkan Pulau Utilitas di Teluk Jakarta untuk meningkatkan daya dukung lingkungan. 

Dalam aspek pelayanan publik, Pramono berkomitmen untuk meningkatkan cakupan layanan air bersih perpipaan hingga 100 persen serta melaksanakan program "Jakarta Siaga Api" yang menitikberatkan pada pencegahan kebakaran di wilayah padat penduduk melalui peningkatan infrastruktur, pendidikan, dan pelatihan pencegahan kebakaran, serta penegakan standar keamanan.

2. Program banjir Ridwan Kamil-Suswono

Calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono saat debat Pilkada DKI Jakarta. (YouTube KPU DKI)

Pasangan Ridwan Kamil dan Suswono menawarkan solusi terintegrasi untuk mewujudkan kota Jakarta yang berketahanan dalam menghadapi ancaman banjir melalui program "Kota Berketahanan." Program ini menekankan pengurangan banjir yang melibatkan aglomerasi Jabodetabekpunjur, untuk menghadirkan kolaborasi regional yang kuat dalam pengelolaan air. 

Salah satu langkah utama yang diusulkan adalah normalisasi dan naturalisasi sungai besar di Jakarta melalui pengerukan dan pelebaran sungai untuk meningkatkan kapasitas tampung air. Di sepanjang bantaran sungai, akan dilakukan penanaman vegetasi alami guna memperkuat daya serap air dan mencegah longsor. 

Selain itu, program Room for the River juga akan dikembangkan, menciptakan ruang multifungsi yang dapat difungsikan sebagai area penampungan air sekaligus ruang terbuka hijau yang berkontribusi pada kualitas lingkungan.

Dalam rangka menjaga efektivitas pengelolaan air, Ridwan Kamil dan Suswono juga mengusulkan pemeliharaan rutin terhadap drainase primer dan sekunder dengan pengerukan dan pembersihan saluran air. Selain itu, pembangunan sumur resapan dan biopori akan diperluas guna meningkatkan penyerapan air hujan, sehingga dapat mengurangi genangan di berbagai titik. 

Program ini juga melibatkan pemulihan setu-setu atau danau kecil di dalam kota, yang selain berfungsi sebagai penampungan air, juga dapat dikembangkan menjadi taman kota atau objek pariwisata. Pengembangan waduk dan danau retensi di beberapa lokasi strategis dirancang untuk menampung limpahan air hujan dan mengendalikan aliran air yang masuk ke Jakarta, didukung oleh kerja sama antardaerah yang memperkuat pengendalian banjir secara lebih efisien.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana, pasangan ini berencana membangun sistem peringatan dini kebencanaan yang terintegrasi (Integrated Early Warning System for Disaster), mencakup pemasangan alat deteksi dini tingkat kerusakan bangunan akibat gempa, penambahan CCTV di area rawan kebakaran, serta integrasi data kebencanaan. 

Dalam rangka pencegahan banjir di daerah rendah, Ridwan Kamil dan Suswono akan membangun tanggul serta meningkatkan kapasitas pompa air di wilayah rawan banjir seperti Jakarta Utara. Sebagai langkah lebih lanjut, mereka mendukung program pemerintah pusat untuk pembangunan Giant Sea Wall di pesisir utara Jakarta, yang dirancang untuk mengatasi kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim.

3. Program banjir Dharma Pongrekun-Kun Wardana

Paslon nomor urut dua, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto tiba di Kota Tua untuk deklarasi damai. (IDN Times/Santi Dewi)

Pasangan Dharma-Kun menawarkan solusi strategis untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta melalui "Misi 5", yaitu mewujudkan akselerasi ketahanan dan keberlanjutan Lingkungan jakarta sebagai pusat transit regional dan global yang tangguh untuk menanggulangi banjir dengan manajemen air hujan dan sungai yang mengoptimalkan waduk, kanal, pompa serta taman dan hutan kota.

Salah satu solusi utama adalah mendesain tata kota yang sesuai dengan kondisi dan sifat alam Jakarta, sehingga pembangunan tidak merusak sistem alami yang berfungsi untuk penyerapan dan aliran air. 

Relokasi dan rehabilitasi kawasan kumuh menjadi fokus utama lainnya, di mana kawasan yang rawan banjir dan padat penduduk akan ditata ulang untuk meminimalisir dampak banjir dan meningkatkan kualitas hidup. 

Pembenahan mekanisme pengolahan sampah berbasis masyarakat juga akan menjadi bagian integral dari solusi ini, karena sampah yang menghambat aliran air sering menjadi penyebab utama genangan banjir.

Untuk mengatasi banjir secara sistematis, Dharma Kun berencana untuk menyusun SOP khusus dalam mengatasi banjir, yang akan mengatur langkah-langkah yang harus diambil dalam keadaan darurat. Selain itu, proyek besar seperti pembangunan "Jakarta Pipi Monyet" dan "Jakarta Dam" akan menjadi pilar penting dalam pengendalian banjir.

Sebagai tambahan, Dharma Kun juga akan membangun taman waduk darurat sebagai solusi jangka panjang untuk menangani masalah banjir di Jakarta. Taman ini akan berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yang dapat menampung air pada saat curah hujan tinggi, serta berfungsi sebagai area rekreasi bagi masyarakat.

Dengan pendekatan yang lebih holistik ini, diharapkan Jakarta dapat mengatasi masalah banjir dengan lebih baik, menciptakan sistem manajemen air yang lebih terintegrasi, dan menjadikan kota ini lebih tangguh dalam menghadapi perubahan iklim.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mohamad Aria
Dwifantya Aquina
3+
Mohamad Aria
EditorMohamad Aria
Follow Us