Survei Pilkada Jakarta: Kuda Hitam Lawan Anies Cuma Ahok-Ridwan Kamil

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Profesor Burhanuddin Muhtadi menilai, kecil peluang munculnya kuda hitam dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.
Sebab, menurut Burhanuddin, berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, sejauh ini sudah ada tiga nama kuat cagub dengan elektabilitas tertinggi dan punya pemilih kuat.
1. Nama kuat cagub DKI Jakarta ada Anies, Ahok, Ridwan Kamil

Burhanuddin menjelaskan berdasarkan berbagai simulasi kandidat yang dibuat terkait kandidat Cagub DKI Jakarta, hasilnya muncul tiga nama kuat yakni Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dan Ridwan Kamil (RK).
Mereka selalu unggul konsisten di tiga besar dalam simulasi terbuka (top of mind), semi terbuka, 16 nama, 11 nama, 9 nama, 4 nama, dan 3 nama. Artinya sangat sulit bagi kandidat lain menggeser elektabilitas Anies, Ahok, dan RK.
"Dengan dengan data seperti ini saya dan tim di indikator berani mengatakan kemungkinan munculnya kuda hitam di luar dari tiga nama teratas ini sangat kecil ya, sangat kecil bukan berarti tidak ada," kata Burhanuddin dalam konferensi pers, Kamis (25/7/2024).
"Kenapa karena pilihan warga sudah sedemikian mengerucut, sudah sedemikian mengeras dalam simulasi top of mind hanya disisakan 16 persen saja yang belum bisa menyebut nama secara spontan," sambungnya.
Burhanuddin Muhtadi menyampaikan, dalam simulasi top of mind (terbuka), Anies unggul telak dengan elektabilitas 39,7 persen. Simulasi top of mind ialah responden diberikan kebebasan secara terbuka untuk memilih siapa kandidat cagub yang didukung.
"Ini menarik, dalam simulasi top of mind, yang tidak memberikan jawaban secara spontan cuma 16 persen, artinya relatif kecil. Ini sebagian besar warga di Jakarta sudah punya pilihan secara spontan dan terbuka. Ini menarik, padahal pemilunya masih sekitar tiga bulan, calon belum ditetapkan KPU tapi warga punya preferensi," ujar dia.
Fenomena tersebut menunjukkan Anies punya basis pemilih yang kuat dan mengakar. Masyarakat langsung memilih Anies tanpa disodorkan nama kandidat di pilkada dalam simulasi.
"Ini bisa kita sebut sebagai strong voters karena mereka bisa menyebut nama cagub tanpa kita breafing nama-nama yang akan maju," tuturnya.
Ahok menempati posisi kedua dengan meraih elektabilitas 23,8 persen. Posisi kader PDIP itu jauh mengungguli Ridwan Kamil yang cuma mendapat 13,1 persen.
"Kemudian 23,8 persen menyebut nama Ahok, 13,1 persen menyebut nama Ridwan Kamil. Ini selisihnya ketiga nama (Anies, Ahok, Ridwan Kamil) cukup siginifikan," tutur Burhanuddin.
Adapun, Anies selalu unggul dalam berbagai simulasi. Termasuk simulasi terbuka (top of mind), 40 nama, 16 nama, 11 nama, 9 nama, 4 nama, 3 nama, dan 2 nama.
2. Jika ingin menang kuda hitam penantang Anies ialah Ahok dan RK

Oleh sebab itu, kata Burhanuddin, apabila ada kuda hitam yang ingin bersaing dengan Anies sebagai figur unggulan, maka sosok yang tepat ialah Ahok dan RK.
"Nah itu kesimpulan, jadi kalau mau berharap ada kuda hitam, ya antara Ahok dan Ridwan Kamil, karena Anies kan sekarang front runner, di luar itu sepertinya berat," ungkapnya.
3. Survei dilakukan 18 sampai 26 Juni

Adapun survei tersebut dilakukan 18 sampai 26 Juni 2024 lalu. Populasi survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Jakarta yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 800 orang.
Dengan asumsi memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh Kota di Jakarta yang terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
"Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti," imbuh Burhanuddin.