Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tenda Jemaah Haji di Arafah Sempit, Kemenag: Dari Zaman Nabi Begitu!

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas saat mengecek kesiapan fasilitas di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, Selasa (11/6/2024). Dok. Kementerian Agama

Jakarta, IDN Times - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Hilman Latief, mengungkapkan, kepadatan di Mina selama pelaksanaan ibadah haji memang menjadi atensi Kementerian Agama (Kemenag). Hilman tidak heran soal kepadatan di Mina, sebab sejak zaman Nabi Muhammad SAW pun sudah terjadi.

Pelayanan di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) selama pelaksanaan haji 2024 turut menjadi isu yang disoroti Pansus Angket Pengawasan Haji DPR RI.

"Memang di Mina itulah yang menjadi paling challenging, paling menantang, kepadatannya. Kemudian juga luasannya. Nah, luasan Mina ini segitu-gitunya. Dulu pernah diperluas, sampai sekarang juga pernah diperluas," kata Latief, dalam acara bertajuk "Sukses Haji 2024" di Jakarta, Senin (15/7/2024).

Kerajaan Arab Saudi, kata Ilman, telah membagi kawasan Mina menjadi lima zona bagi jemaah haji. Zona I dan II diperuntukan bagi jemaah khusus yang dikenakan biaya lebih besar.

"Apa reguler bisa di situ? Reguler dan khusus itu hanya masalah layanan ya, layanan, ya bisa, tapi bayarnya mesti jadi mahal sekali kan gitu. Jadi di situlah alhamdulillah proses juga apa namanya lempar jumrah jemaah cukup lancar bisa diatur, karena Indonesia dikenal dengan jemaah haji yang paling mudah untuk diatur, proses jumrah lancar," ungkapnya.

Lebih jauh, Ilman pun menyinggung soal kepadatan di Mina hingga membuat jemaah haji Indonesia tidur berjejeran. Ia mengatakan dari zaman Nabi Muhammad kegiatan seperti itu sudah terjadi.

"Memang katakan ada tenda yang kapasitasnya kurang sesuai, kami juga dapat laporan di lapangan dan alhamdulilah beberapa laporan langsung kita intervensi, langsung kita datangi, langsung kita carikan alternatif. Dari mulai yang awalnya ada tenda di situ kosong, tapi jadi gudang makanan, kita ubah disediakan untuk jemaah agar bisa lebih mengurangi kepadatan," ujarnya.

Ilman mengatakan kepadatan di Mina susah terjadi sejak lama. Tempat tidur bagi jemaah yang sangat rapat tejadi lantaran ada kuota tambahan haji yang diterima Indonesia.

"Kalau kepadatannya gimana? padatnya sudah dari sononya padat Pak. Insyaallah tidak akan tidak padat, siapapun yang mau isi, mau jemaah Indonesia, mau jemaah dari manapun di situ pasti padat orang," tutur dia.

"Tidurnya katanya berjejer kayak ikan, dari zaman nabi juga sepeti itu. Jadi berjejer namanya tinggal di tenda Pak, jadi berjejer seperti itu. Memang jejarannya rapat, ukurannya hanya 82 cm per kav," kata dia.

Ilman mengatakan ukuran tempat istirahat di tenda bagi jemaah bisa berkurang 3 sentimeter, jika ada penambahan 10 ribu kuota. Ia mengatakan hal itu juga masih dicarikan solusi Kemenag dan Kerajaan Arab Saudi.

"Nah ini yang kemudian kita simulasikan bagaimana agar nanti ke depan kepadatan itu lebih besar diatasi. Kalau padatnya tidak bisa pak, pasti padat, kecuali masalah kuota berkurang, spacenya ditambah, tapi itu juga tidak mungkin karena haji ini kita bersama-sama dengan seluruh dunia, dengan seluruh jemaah negara-negara lain," imbuh dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amir Faisol
EditorAmir Faisol
Follow Us