Timnas AMIN Sarankan Jokowi Menonton Langsung Debat Capres-Cawapres

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Pelatih Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) Jazilul Fawaid menanggapi usulan Presiden Joko "Jokowi" Widodo supaya format debat capres dan cawapres dievaluasi.
Jazilul mengatakan usulan tersebut semakin jelas bahwa Jokowi telah ikut campur (cawe-cawe) terlalu jauh pada pemilihan umum (pemilu) 2024.
"Ya kan Pak Presiden dari dulu ingin cawe-cawe ndak usah disebut intervensilah. Dari awal memang sudah mau ikut. Silahkan aja," kata Jazilul di Rumah Perubahan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2024).
Jazilul bahkan menyarankan supaya Jokowi ikut menghadiri debat capres dan cawapres. Meski tidak mau duduk di barisan pendukung paslon tertentu, dia menyarankan supaya duduk di tamu undangan. Dengan begitu, Jokowi bisa melihat langsung jalannya debat.
"Duduk dipenonton KPU kan ada pejabat-pejabat negara itu disitu itu dateng aja disitu itu supaya lebih jelas," ucapnya.
1. Anies kaget Jokowi mau komentari debat capres

Sementara itu, capres nomor urut 1 Anies Baswedan menanggapi komentar Presiden Jokowi terhadap jalannya debat Pilpres 2024 putaran ketiga. Anies mengaku kaget karena seorang Presiden mau berkomentar terkait debat.
Anies membantah menyerang secara personal saat bertanya dalam debat kedua capres. Menurut dia, semua pertanyaan yang disampaikan masih berkaitan dengan kebijakan publik sesuai tema debat yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Malah aneh kalau dipandang sebagai (serangan) personal. Ini sama sekali tidak ada yang personal, semuanya adalah tentang kebijakan. Bisa direview ulang kok apa yang kemarin dibahas," kata Anies di Gorontalo, Selasa (9/1/2024).
Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengaku kaget dengan sikap yang ditunjukkan oleh Presiden Jokowi. Dia tak mau banyak berkomentar supaya publik bisa menilai apakah hal tersebut bagian intervensi seorang Presiden.
"Jadi, saya malah agak terkejut Pak Presiden kok berkomentar soal debat ya? Jadi saya tidak mau berkomentar terlalu banyak dah, biar publik saja nanti yang menilai," kata dia.
2. TKN setuju format debat direvisi ulang supaya tak serang personal

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyetujui usulan Presiden Jokowi tentang perbaikan format Debat Pilpres supaya para kandidat tidak lagi saling serang secara personal.
Sekretaris TKN, Nusron Wahid, menyetujui usulan itu karena menilai Prabowo Subianto mendapatkan serangan secara personal dari dua kompetitornya dalam debat pilpres ketiga waktu itu.
"Kalau kami setuju dengan apa yang disampaikan oleh Presiden. Tapi, semua itu terpulang kepada masing-masing kandidat" ujar dia.
Namun, pihaknya tak akan mengusulkan secara resmi dalam rapat evaluasi debat bersama KPU untuk membuat larangan menyerang secara personal. Pihaknya menyerahkan soal urusan format tersebut kepada KPU.
"Tidak (akan kita usulkan kepada KPU), biarin saja. Kalau itu udah watak (menyerang personal orang) mau gimana. Kalau watuk bisa diubah, kalau watak susah diubah," katanya.
Nusron lantas mengkritisi berbagai pernyataan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang beberapa kali terkesan menyerang Prabowo secara personal. Bahkan, Anies menyerang Prabowo secara pribadi mengenai aset tanah.
Padahal, kata Nusron, 340 ribu hektare lahan yang dikuasai Prabowo jelas tidak ada hubungannya dengan tema debat. Menurutnya, menyerang pribadi seseorang tidak bisa benarkan, baik secara etika agama maupun budaya.
Politikus Golkar itu menilai, Anies dan Ganjar memberikan penilaian buruk terhadap Kemenhan di bawah pimpinan Prabowo karena punya kepentingan politik.
"Yang berhak menilai itu atasannya (Menhan), yaitu Presiden. Pengawasnya Pak Prabowo namanya DPR, pemeriksa Kemhan namanya BPK, internal auditor namanya BPKP. Presiden tidak menganggap nilainya jelek, DPR tidak menganggap nilainya jelek, BPK tidak menganggap nilainya jelek, kenapa justru karena ada kepentingan politik itu dia asal-asalan dengan penilaian," ujar Nusron.
3. Jokowi usul format debat direvisi supaya tak saling serang secara personal

Diketahui, Presiden Jokowi mengaku tidak melihat substansi visi-misi masing-masing capres pada debat ketiga Pilpres 2024, di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (7/1/2024). Jokowi justru melihat ada indikasi saling serang antar Capres dalam debat ketiga.
Pada dasarnya, Jokowi tak mempermasalahkan aksi saling serang. Hanya saja, substansinya harus jelas.
"Ya, yang pertama memang saya melihat substansi dari visinya malah tidak kelihatan. Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya gak apa, asal kebijakan, asal policy, asal visi, gak apa," ujar Jokowi.
Jokowi meminta agar debat capres itu tidak dilakukan saling serang pada personal karena kurang mengedukasi masyarakat.
"Kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam mengenai hubungan internasional, geopolitik, pertahanan, dan lain-lain, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton, saya kira akan banyak yang kecewa," ucap dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, format debat harus bisa dibangun lebih baik. Dengan begitu, substansi dari gagasan yang disampaikan oleh masing-masing capres bisa dilihat dengan baik oleh masyarakat.
"Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-ramb sehingga hidup. Saling menyerang gak apa-apa, tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira gak baik dan gak mengedukasi," ujarnya.