100 Orang Tewas akibat Serangan Kelompok Bersenjata di Nigeria

- Warga khawatir korban jiwa lebih banyak
- Bentrokan mematikan sering terjadi di wilayah tersebut
- Amnesty International minta pemerintah akhiri kekerasan di Benue
Jakarta, IDN Times - Organisasi hak asasi manusia, Amnesty International, melaporkan bahwa sedikitnya 100 orang tewas akibat serangan kelompok bersenjata di kota Yelwata, negara bagian Benue, Nigeria. Peristiwa itu berlangsung dari dari Jumat malam hingga Sabtu pagi (20-21/6/2025).
“Banyak keluarga yang dikurung dan dibakar di dalam kamar tidur mereka. Begitu banyak mayat yang terbakar hingga tidak dapat dikenali lagi," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan di X.
Ratusan orang juga terluka dan tidak mendapat perawatan medis yang memadai, sementara puluhan lainnya hilang.
1. Warga khawatir korban jiwa lebih banyak
Dilansir dari Al Jazeera, juru bicara kepolisian di Benue, Udeme Edet, membenarkan serangan tersebut dan mengatakan bahwa polisi terlibat baku tembak dengan para penyerang. Ia tidak merinci berapa banyak yang tewas, namun penduduk setempat khawatir korban jiwa mencapai lebih dari 100 orang.
“Ini sangat buruk, banyak orang meninggal. Bisa jadi lebih dari 100, dan banyak juga rumah yang terbakar,” kata warga setempat, Amineh Liapha Hir.
Seorang warga lainnya bernama Christian Msuega mengaku berhasil menyelamatkan diri dari serangan itu, namun saudara perempuan dan iparnya tewas karena terbakar hidup-hidup.
Gubernur Benue Hyacinth Alia telah mengirimkan delegasi ke Yelewat untuk memberikan dukungan kepada keluarga para korban.
2. Bentrokan mematikan sering terjadi di wilayah tersebut
Meski masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, serangan semacam ini biasa terjadi di wilayah utara Nigeria. Di sana, para peternak dan petani lokal sering terlibat bentrokan akibat terbatasnya akses terhadap lahan dan air.
Dilansir dari ABC News, para petani menuduh para peternak, yang sebagian besar berasal dari suku Fulani, menggembalakan ternak mereka di lahan pertanian dan merusak hasil panen mereka. Sebaliknya, para penggembala bersikeras bahwa lahan tersebut merupakan jalur penggembalaan yang telah didukung oleh undang-undang tahun1965, lima tahun setelah negara itu merdeka.
Bulan lalu, sekelompok pria bersenjata, yang diyakini berasal dari kalangan peternak, membunuh sedikitnya 20 orang di kawasan Gwer West, Benue.
3. Amnesty International minta pemerintah akhiri kekerasan di Benue
Amnesty International telah mendokumentasikan peningkatan serangan di seluruh negara bagian Benue, di mana para pelaku pembunuhan lolos dari hukum. Serangan-serangan ini disebut telah menyebabkan pengungsian besar-besaran, dan dapat berdampak pada ketahanan pangan mengingat sebagian besar korban adalah petani.
Oleh sebab itu, kelompok HAM tersebut menyerukan kepada pemerintah agar segera mengakhiri kekerasan di Benue.
“Kegagalan pihak berwenang Nigeria untuk membendung kekerasan menyebabkan hilangnya nyawa dan mata pencaharian masyarakat, dan tanpa tindakan segera, lebih banyak lagi nyawa yang mungkin hilang,” tambahnya.