12 Polisi Nigeria Tewas Diserang Kelompok Bersenjata

Abuja, IDN Times - Nigeria adalah salah satu negara terpadat di Afrika. Negara tersebut menjadi salah satu negara penghasil minyak terbesar di benua Hitam. Meski begitu, dalam beberapa tahun terakhir, Nigeria terus diguncang aksi kekerasan baik dari para bandit, pasukan pemberontak maupun dari kelompok jihadis seperti Boko Haram.
Wilayah Nigeria yang luas dibagi menjadi 37 negara bagian. Di negara bagian Rivers, sebelah tenggara negara tersebut, pada hari Sabtu, (8/5) sekelompok pria bersenjata melancarkan serangan dan menewaskan 7 petugas keamanan.
Serangan dari kelompok bersenjata juga terjadi di negara bagian Akwa Ibom yang berbatasan dengan Rivers. Kelompok bersenjata tersebut menyergap markas polisi dan menewaskan setidaknya lima petugas dan seorang perempuan istri dari petugas polisi.
1. Kelompok bersenjata menyerang petugas dan mencuri senapan serbu
Pemerintah negara bagian Rivers, Nigeria, bulan lalu menerapkan kebijakan jam malam. Hal itu dilakukan karena meningkatnya aksi kekerasan yang menargetkan petugas keamanan, petugas bea cukai, petugas pertahanan sipil dan tentara.
Namun ditengah penerapan jam malam tersebut, serangan yang menargetkan petugas tetap terjadi. Serangan berlangsung pada hari Jumat (7/5) ketika gerombolan pria bersenjata dengan dua van Toyota Hilux menyerang sebuah pos pemeriksaan.
Melansir dari kantor berita Reuters, juru bicara kepolisian setempat yang bernama Nnamdi Omoni menjelaskan, serangan di pos pemeriksaan membuat dua petugas tewas. Gerombolan bersenjata melajutkan serangan di kantor polisi daerah Rumuji dan menyebabkan dua petugas lainnya meninggal.
Serangan terus berlanjut ke kantor polisi daerah Elimgbu, menewaskan tiga petugas. Polisi melawan dan baku tembak terjadi. Perlawanan dari polisi menyebabkan dua dari gerombolan bersenjata tewas.
Akan tetapi, gerombolan yang tersisa sanggup melarikan diri meski, menurut polisi, "dengan luka tembak" yang beragam. Gerombolan bersenjata yang melarikan diri dikabarkan mencuri lima pucuk senapan serbu dan saat ini operasi perburuan untuk mengejar sedang dilakukan.
2. Serangan ke kantor polisi di negara bagian Akwa Ibom
Serangan dari gerombolan bersenjata yang tak dikenal tak hanya melanda negara bagian Rivers. Serangan juga terjadi di negara bagian Akwa Ibom, sebelah barat dari negara bagian Rivers. Serangan tersebut menyasar sebuah kantor polisi di daerah Odoro Ikpe pada hari Sabtu (8/5).
Melansir dari laman CGTN, juru bicara komando kepolisian setempat mengatakan bahwa serangan itu menyebabkan lima petugas polisi tewas dan seorang perempuan istri petugas polisi juga menjadi korban.
Dua negara bagian di tenggara Nigeria itu adalah wilayah penghasil minyak mentah yang kaya. Kelompok separatis di wilayah tersebut kembali bangkit untuk melawan pemerintah dan berusaha untuk memisahkan diri di tengah gelombang ketidakamanan yang terjadi di hampir wilayah Nigeria.
3. Aksi kekerasan meningkat ditengah isu pemisahan diri

Dua negara bagian di Nigeria tenggara itu adalah wilayah penghasil minyak mentah yang besar. Negara bagian Rivers adalah pintu masuk bagi negara bagian penghasil minyak Nigeria di Delta Sungai Niger. Sedangkan sungai dan negara bagian Akwa Ibom menyumbang lebih dari setengah kapasitas produksi minyak sekitar 2 juta barel per hari Nigeria.
Pada akhir April, tepatnya pada tanggal 24 dan 25, serangan juga sudah terjadi yang dilancarkan oleh kelompok bersenjata tak dikenal yang menargetkan petugas polisi dan pegawai pemerintah di Rivers.
Melansir dari laman Bloomberg, pihak bewenang menyalahkan kelompok yang ingin memisahkan diri. Nyesom Wike, gubernur negara bagian Rivers mengatakan dalam sebuah pernyataan "tidak ada intimidasi atau upaya kejam untuk melakukan serangan biadab yang akan membuat negara menyerah pada agenda pemisahan diri dari mereka yang bertekad untuk menjerumuskan Nigeria ke dalam krisis lain yang tidak beralasan," katanya.
Pekan lalu, Parlemen Nigeria angkat bicara untuk meminta kepresidenan, angkatan bersenjata dan polisi untuk mengatasi meningkatnya ketidakamanan. Majelis rendah juga mendesak Presiden Muhammadu Buhari untuk mengumumkan keadaan darurat di negara tersebut.