Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

17 Zat Kimia Ditemukan dalam Anggur Shine Muscat Impor di Thailand

Potret anggur muscat (pixabay.com/vinywiny)
Intinya sih...
  • 23 dari 24 sampel anggur Shine Muscat mengandung pestisida berbahaya yang dilarang
  • Pestisida yang ditemukan termasuk chlorpyrifos, bifenazate, dinotefuran, dan 13 senyawa kimia lainnya
  • Kontaminasi ini menurunkan penjualan anggur di pasar Thailand, sementara Malaysia tidak menemukan residu pestisida berlebihan pada anggur Shine Muscat

Anggur Shine Muscat asal China yang diekspor ke berbagai negara Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia menuai perhatian setelah ditemukan zat kimia berbahaya di dalamnya. Uji laboratorium di Thailand mengungkap bahwa anggur yang populer karena harganya lebih murah ini, terkontaminasi pestisida yang tidak aman bagi kesehatan, pada Kamis (24/10) lalu.

Lembaga Pengawasan Pestisida Thailand atau Thai-Pan dan Foundation for Consumers, menguji 24 sampel anggur Shine Muscat. Hasilnya, 23 dari 24 sampel ditemukan mengandung pestisida dalam jumlah yang berlebihan. Salah satu bahan kimia berbahaya yang ditemukan adalah chlorpyrifos yang telah dilarang penggunaannya di Thailand.

1. Zat kimia yang ditemukan tidak hilang meski anggur sudah dicuci

Mengutip Thai PBS, perwakilan Thai-Pan, Prokchon U-sap menyebut, selain chlorpyrifos ada sekitar 16 senyawa kimia lain yang juga terdeteksi dalam anggur tersebut, di antaranya:

  • bifenazate (insektisida untuk mengendalikan tungau)
  • dinotefuran (insektisida untuk mengendalikan larva putih dan kutu renda)
  • fluopyram (fungisida untuk mencegah penyakit pada tanaman)
  • boscalid (fungisida untuk mencegah penyakit jamur pada tanaman)
  • fluopicolide (fungisida untuk mengendalikan penyakit tanaman)
  • pyrimethanil (fungisida untuk mencegah penyakit jamur pada buah dan sayur)
  • ametoctradin (fungisida untuk melambatkan kebusukan buah dan sayur)
  • tetraconazole (obat untuk mengobati infeksi jamur)
  • ethirimol (fungisida untuk mencegah penyakit jamur pada tanaman)
  • metrafenone (fungisida untuk mengendalikan penyakit tanaman)
  • fludioxonil (fungisida untuk mengendalikan penyakit tanaman)
  • bupirimate (fungisida untuk mencegah tumbuhnya jamur)
  • isopyrazam (fungisida untuk mencegah tumbuhnya jamur)
  • oxathiapiprolin (fungisida untuk mencegah penyakit pada tanaman)
  • biphenyl (insektisida untuk mencegah hama)
  • cyazofamid (fungisida yang harusnya hanya digunakan pada kentang dan tomat untuk mencegah penyakit)

Banyak dari bahan kimia ini adalah pestisida sistemik yang tidak mudah hilang meskipun anggur dicuci. Pestisida jenis ini juga disebut-sebut menyerap ke dalam buah sehingga anggur tetap terlihat segar lebih lama, namun dipercaya berbahaya bagi kesehatan. 

2. Penjualan buah dan jus mulai keluhkan minat beli

Laporan kontaminasi ini menurunkan penjualan anggur Shine Muscat di pasar Thailand. Para penjual anggur dan jus buah mengeluhkan penurunan minat konsumen sejak Selasa (29/10/2024). Banyak konsumen yang menghindari anggur Shine Muscat meskipun sebagian pakar menyatakan bahwa kandungan zat kimia masih dalam ambang batas aman setelah dicuci.

Salah satu pedagang di pasar Therdthai menyatakan tidak bisa menjual satu pun anggur Shine Muscat sejak laporan ini tersebar. Padahal sebelumnya, Bangkok Post melansir, dalam seminggu ia bisa menjual 250 peti anggur Shine Muscat.

3. Malaysia pun ikut melakukan tes

Menurut laporan Free Malaysia Today, pada Selasa (29/10/2024), Kementerian Kesehatan Malaysia mengumumkan tidak ditemukan residu pestisida berlebihan pada anggur Shine Muscat impor.

Pengujian dilakukan pada 234 sampel anggur antara tahun 2020 hingga September tahun ini, dan ditemukan bahwa hanya empat sampel yang tidak memenuhi batas residu maksimum. Namun, tidak ada dari sampel tersebut yang merupakan anggur Shine Muscat.

Kementerian menambahkan bahwa pengiriman berikutnya hanya akan diizinkan masuk ke negara tersebut jika residu kimia tidak melebihi tingkat yang diizinkan.

Anggur Shine Muscat dari punya popularitas tinggi untuk warga Thailand karena harganya yang lebih murah dibandingkan anggur yang diimpor dari Jepang dan Korea Selatan. Selain Thailand dan Malaysia, belum ada negara lain yang melakukan pengecekan kandungan senyawa kimia berbahaya, termasuk Indonesia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
rwntkhsm
Editorrwntkhsm
Follow Us