2 Orang Tewas akibat Israel Serang Tenda di Halaman RS Al-Aqsa Gaza

Jakarta, IDN Times- Israel melancarkan serangan udara yang menghantam tenda kamp di dalam kompleks Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir el-Balah Gaza tengah pada Minggu (31/3/2024). Dua warga Palestina tewas dan 15 orang lainnya termasuk jurnalis terluka akibat serangan tersebut.
Militer Israel mengatakan, pihaknya menargetkan pusat komando yang dioperasikan kelompok Jihad Islam yang merupakan sekutu Hamas. Serangan terjadi ketika Mesir menjadi tuan rumah bagi delegasi Israel untuk putaran baru dalam upaya mengamankan gencatan senjata dengan Hamas.
“Pusat komando dan teroris diserang dengan tepat, dengan tujuan meminimalkan kerugian terhadap warga sipil yang tidak terlibat di area rumah sakit. Bangunan rumah sakit Al-Aqsa tidak rusak dan fungsinya tidak terpengaruh,” kata militer Israel, dikutip dari DW.
1. Sekitar 77 warga Palestina di Gaza tewas dalam serangan 24 jam terakhir
Otoritas kesehatan Gaza pada Minggu melaporkan, serangan Israel telah menewaskan 77 warga Palestina di Gaza dalam 24 jam terakhir. Pasukan Israel menyebutkan bahwa mereka telah membunuh seorang miitan senior Jihad Islam pada serangan yang menargetkan halaman Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza tengah.
Ribuan orang berlindung di tenda-tenda di halaman rumah sakit untuk menghindari pertempuran di Gaza. Para wartawan juga memanfaatkan halaman rumah sakit sebagai tempat yang aman untuk bekerja.
Israel menuduh Hamas dan militan lainnya beroperasi di dalam dan sekitar fasilitas medis. Tentara Israel telah menggerebek sejumlah rumah sakit yang berada di Jalur Gaza.
2. Korban luka tergeletak di lantai RS Martin Al-Aqsa
Dilansir Associated Press, sudah hampir dua minggu pasukan Israel menggerebek Rumah Sakit Shifa. Banyak warga Palestina yang melarikan diri ke daerah tersebut akibat perang.
“Saya pergi keluar untuk membeli obat dari apotek dan apa yang saya lihat sangat menyedihkan. Seluruh jalan dengan bangunan yang dulunya berdiri di sana telah hancur. Ini bukan perang, ini genosida,” kata Abu Mustafa, dikutip dari Reuters.
Hanya sepertiga rumah sakit di Gaza yang berfungsi. Serangan Israel telah melukai dan membunuh banyak orang setiap hari. Para dokter mengungkapkan, mereka sering kali terpaksa merawat pasien di lantai rumah sakit karena semua tempat tidur sudah terisi. Mereka juga harus melakukan operasi tanpa obat bius dan peralatan medis lainnya.
Sementara, mereka yang terluka pada serangan Minggu tergeletak di lantai Rumah Sakit Martin Al-Aqsa dan terengah-engah saat dirawat. Tim dokter internasional yang baru-baru ini mengujungi rumah sakit tersebut mengatakan, mereka merasa ngeri atas dampak perang terhadap anak-anak Palestina.
3. Warga Gaza menginginkan segera diakhirinya perang

Seperti 2,3 juta penduduk Gaza lainnya, Abu Mustafa memiliki enam anak yang berjuang untuk menyediakan makanan bagi keluarganya di wilayah Gaza utara. Di wilayah tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperigatkan kelaparan akan segera terjadi.
“Kami sudah muak, kami tidur dan bangun memimpikan gencatan senjata yang akan mengakhiri perang dan menyelamatkan nyawa siapa pun yang masih berada di Gaza,” kata Mustafa.
Di Gereja Keluarga Kudus Kota Gaza, beberapa warga Kristen Palestina mengambil bagian dalam kebaktian Paskah. Populasi di Gaza diperkirakan ada 1.000 orang Kristen, sebagian besar dari mereka adalah Ortodoks Yunani.
“Harapan saya adalah mereka meninggalkan kami sendirian dan kami kembali ke tanah air dan anak-anak kami,” kata seorang wanita Gaza yang berdoa di gereja tersebut, Winnie Tarazzi.
4. Hamas tidak hadir dalam perundingan di Mesir
Pada Minggu, perundingan gencatan senjata tidak langsung dilanjutkan di Mesir. Perunding Hamas tidak hadir dalam pembicaraan di Mesir karena mereka menunggu untuk mendegar apa yang diusulkan Israel.
Pihak-pihak yang bertikai sedang mendiskusikan penangguhan serangan Israel selama enam minggu, sebagai imbalan atas usulan pembebasan 40 dari 130 sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Hamas mengatakan, kesepakatan apa pun harus mengakhiri pertempuran dan penarikan pasukan Israel. Namun, Israel mengesampingkan hal itu dan berjanji akan melanjutkan upayanya untuk membongkar kemampuan Hamas.