Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Hal "Ngeri" Ini Pernah Dilakukan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un

ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Siapa yang tidak tahu sosok "Supreme Leader" Korea Utara yang satu ini? Setiap tindakannya yang muncul ke publik pasti seringkali menimbulkan kontroversi, termasuk saat terakhir kali Ia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. 

Namun, banyak orang yang "menolak lupa" akan tindakan-tindakan keji yang pernah dilakukan oleh pemerintahan Kim Jong-Un di Korea Utara.

Sebenarnya seperti apakah "kengerian" yang menghantui negara Korea Utara? Hal apa saja yang bisa dilakukan Kim Jong-Un di negaranya? Simak selengkapnya di bawah ini.

1. Hukuman eksekusi mati

Ilustrasi racun (Pixabay)

Pemimpin diktator Korea Utara ini memang terkenal sadis dan menghukum orang-orang yang tidak sejalan dengannya. Jang Song Thaek menjadi salah satu contoh paling jelas. 

Jang Song Thaek merupakan paman Kim Jong-Un. Namun, nyawanya harus berakhir di tangan keponakannya sendiri karena dituduh sebagai pengkhianat. Tak hanya pamannya itu,  Kim Jong-Un juga memerintahkan untuk mengeksekusi keluarga Jang Song Thaek.

Kabar terbaru, kakak tirinya, Kim Jong-Nam, tewas diracun Bandara Kuala Lumpur, Malaysia pada 13 Februari 2017.  Sejumlah kalangan menduga ada keterkaitan Kim Jong-Un dalam kematian Kim Jong-Nam. Namun, hingga kini belum ada kejelasan 

Kim Jong-Un kerap menggunakan berbagai metode hukuman tanpa ampun, mulai dari diracun, dipenggal, ditembak, dan lain sebagainya. Ratusan orang yang dianggap menentang peraturan pemerintah, atau bahkan dianggap melakukan suatu tindakan yang tidak menghargai Sang Presiden sudah ditindaklanjuti dan di hukum mati.

2. Pemenjaraan dan kerja paksa

Pixabay.com/ROOKIE23

Apakah kamu pernah mendengar kisah Otto Warmbier?  Pemuda berusia 22 tahun yang melakukan perjalanan wisata ke Korea Utara pada tahun 2016. 

Dia kemudian ketahuan mencuri pamflet propaganda di area terlarang hotel yang ditinggalinya selama di sana, hingga akhirnya dijatuhi hukuman penjara kerja paksa selama 15 tahun. 

Meskipun dia akhirnya dipulangkan ke Amerika Serikat dengan kondisi kesehatan yang buruk, dan Otto meninggal dalam waktu kurang dari seminggu. Pihak keluarga menduga bahwa Otto disiksa dengan brutal selama di Korea Utara, meskipun pihak Korea Utara membantah hal tersebut.

Kisah ini hanyalah satu dari sekian banyak kasus pemenjaraan dan kerja paksa yang dilakukan pemerintahan Korea Utara terhadap pihak-pihak yang dianggap tidak patuh aturan.

3. Kurangnya kepedulian terhadap kesehatan masyarakat

ericlafforgue.com

Maraknya kemiskinan yang dihadapi oleh masyarakat Korea Utara selalu berusaha ditutupi oleh pemerintahnya. Sebuah kasus tentara yang membelot menguak bagaimana kondisi rakyat secara umum hidup di Korea Utara. 

Pada November 2017, seperti dikutip Korea Biomedical Review, seorang tentara Korut terluka parah setelah ditembak rekannya karena akan membelot ke Korea Selatan. Saat berusaha menyelamatkan tentara itu, tim dokter di sebuah rumah sakit Korea Selatan menemukan parasit dalam jumlah besar di perutnya. Bahkan, tim dokter menemukan parasit yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Bagaimana kondisi masyarakat pada umumnya jika para prajurit saja tidak diperhatikan? Masalah kesehatan pun akhirnya timbul, dan masyarakat di daerah pelosok banyak yang mati kelaparan.

4. Eksploitasi terhadap perempuan-perempuan muda

Pixabay/Free-Photos

Dikutip dari The Epoch Times, anak-anak perempuan yang dianggap cantik pada usia 16-17 tahun akan dikirim ke Pyongyang untuk dipekerjakan di rumah sakit khusus atau di guest house untuk menghibur keluarga Kim. Keluarga yang anak perempuannya dibawa ke Pyongyang merasa hal tersebut adalah sebuah kebanggaan oleh sebab itu mereka akan dengan gampangnya merelakan anak perempuannya dipekerjakan oleh keluarga presiden di ibu kota.

"Banyak pula yang meyakini bahwa keluarga Kim dapat melakukan eksploitasi seksual terhadap perempuan-perempuan cantik itu. Sistem tersebut merupakan sistem yang buruk. Kita harus mendidik orang Korea Utara yang dengan senang hati mengirim putrinya ke ibu kota." kata Thae Young, seorang mantan diplomat Kore Utara.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Angelia Nibennia Zega
Ita Lismawati F Malau
Angelia Nibennia Zega
EditorAngelia Nibennia Zega
Follow Us