Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

41 Pekerja India Dievakuasi Usai Terjebak di Terowongan 17 Hari

Ilustrasi bendera India. (unsplash.com/Naveed Ahmed)

Jakarta, IDN Times - Tim penyelamat India telah mengeluarkan seluruh 41 pekerja yang terjebak di dalam terowongan Silkyara yang runtuh, di negara bagian Uttarakhand. Operasi penyelamatan berlangsung selama 17 hari.

Evakuasi tersebut dimulai lebih dari enam jam setelah tim penyelamat berhasil menerobos puing-puing terowongan di jalan Himalaya yang longsor pada 12 November, yang menyebabkan sebagian terowongan sepanjang 4,5 kilometer yang mereka bangun runtuh sekitar 200 meter dari pintu masuk.

Para pekerja ditarik keluar dengan tandu beroda melalui pipa baja selebar 90 cm dan seluruh proses selesai dalam waktu sekitar satu jam. Mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan awal di kamp medis sementara yang didirikan di dalam terowongan selebar 13 meter.

"Saya benar-benar lega dan bahagia karena 41 pekerja yang terjebak di runtuhnya terowongan Silkyara berhasil diselamatkan," kata Menteri Perhubungan Jalan India, Nitin Gadkari, pada Selasa (28/11/2023).

"Ini adalah upaya yang terkoordinasi dengan baik oleh berbagai lembaga, menandai salah satu operasi penyelamatan paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir," sambungya, dikutip dari The Straits Times.

1. Para pekerja disambut dengan suka cita

Orang pertama yang dievakuasi diberi karangan bunga marigold. Dia juga disambut dengan gaya tradisional India di dalam terowongan oleh Ketua Menteri negara bagian Pushkar Sing Dhami dan Wakil Menteri Jalan Raya federal VK Singh.

Ambulans dengan lampu menyala sebelumnya telah berbaris di mulut terowongan, untuk membawa para pekerja ke rumah sakit yang berjarak 30 km.

Penduduk setempat yang berkumpul di luar terowongan menyalakan petasan, membagikan permen dan meneriakkan slogan yang memuji ibu pertiwi India.

Selama terjebak, ke-41 pekerja tersebut bertahan hidup dengan mendapatkan makanan, air, cahaya, oksigen, dan obat-obatan yang disuplai melalui pipa baja yang sempit. Lebih dari selusin dokter, termasuk psikiater dikerahkan di lokasi untuk memantau kesehatan mereka.

Juru bicara pemerintah negara bagian, Kirti Panwar, mengatakan sekitar selusin orang telah bekerja semalaman guna menggali batu dan puing secara manual. Mereka bergantian mengebor menggunakan alat pengeboran genggam dan membersihkan kotoran dalam apa yang menurutnya tahap akhir dari operasi penyelamatan, dilansir AP News.

2. Misi evakuasi yang molor berminggu-minggu

Awalnya, misi penyelamatan diperkirakan memakan waktu beberapa hari, namun sulitnya medan membuat evakuasi berubah menjadi berminggu-minggu.

Para pejabat tidak dapat memberi kepastian mengenai batas waktu kapan misi tersebut dapat diselesaikan. Serangkaian hambatan terjadi saat para tim menggali terowongan untuk menyelamatkan mereka dengan mesin bor bertenaga tinggi gagal.

Mereka yang terjebak sebagian besar pekerja yang berupah rendah dan berasal dari negara bagian termiskin di India, seperti Jharkhand, Odisha, dan Assam. Wilayah tersebut merupakan tempat dengan tingkat migrasi yang tinggi saat orang-orang mencari pekerjaan. Anggota keluarga mengatakan mereka bekerja dengan upah sekitar 250 dolar AS (sekitar Rp3,8 juta) per bulan.

Banyak dari keluarga mereka telah melakukan perjalanan ke lokasi kejadian, di mana mereka berkemah selama berhari-hari untuk mendapat informasi terkini mengenai upaya penyelamatan dan berharap dapat segera bertemu dengan kerabat mereka.

Pihak berwenang belum mengatakan apa yang menyebabkan keruntuhan tersebut. Namun, wilayah tersebut rentan terhadap tanah longsor, gempa bumi, dan banjir.

Baru-baru ini pemerintah mengatakan bahwa Otoritas Jalan Raya Nasional India, pihak yang mengembangkan, memelihara dan mengelola jalan raya, akan melakukan audit terhadap 29 terowongan yang saat ini sedang dibangun di negara itu.

3. Sekilas tentang pembangunan dan jalan di Uttarakhand

Ilsutrasi terowongan. (unsplash.com/Aaron Burden)

Terowongan yang dibangun para pekerja dirancang sebagai bagian dari Jalan Raya Chardham yang bernilai 1,5 miliar dolar AS (Rp23,1 triliun). Ini merupakan salah satu proyek ambisius Perdana Menteri Narendra Modi, yang bertujuan menghubungkan berbagai tempat ziarah Hindu melalui jaringan jalan sepanjang 890 km.

Beberapa ahli mengatakan proyek tersebut akan memperburuk kondisi rapuh di bagian atas Himalaya, di mana beberapa kota dibangun di atas puing-puing tanah longsor.

Sebagian besar peziarah dan wisatawan mengunjungi banyak kuil Hindu di Uttarakhand dan jumlah tersebut meningkat dari tahun ke tahun karena berlanjutnya pembangunan gedung dan jalan raya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us