47 Persen Warga AS Tolak Rencana Trump Kuasai Gaza

Jakarta, IDN Times – Sebanyak 47 persen atau separuh dari warga Amerika Serikat (AS) menolak rencana Presiden Donald Trump untuk menguasai Jalur Gaza. Hal itu tercermin dalam jajak pendapat yang diadakan oleh CBS News/YouGov antara tanggal 5 dan 7 Februari.
“47 persen warga AS percaya bahwa usulan untuk mengambil alih Gaza adalah ide yang buruk. Hanya 13 persen yang mendukungnya dan 40 persen tidak yakin,” lapor Anadolu Agency, Senin (10/2/2025).
Hasil survei yang dirilis pada Minggu itu juga mengungkap bahwa sebanyak 34 persen warga AS tak mengetahui soal isu relokasi warga Gaza.
Pada 4 Februari, Trump mengatakan bahwa AS akan mengambil alih Gaza dan menjadikannya Riviera di Timur Tengah. Adapun warga Gaza direncanakan akan digusur ke negara tetangga, seperti Mesir dan Yordania.
1. Publik yakin Trump ingin manfaatkan Gaza sebaga daya tawar
Survei CBS juga menemukan bahwa 46 persen warga tak menyetujui cara penanganan Trump terhadap konflik Israel-Palestina. Sementara sisanya menyetujui karena adanya dorongan Partai Republik.
Mengenai tujuan mengusulkan rencana Gaza, 22 persen yakin agar AS hanya mengambil alih Gaza. Sementara itu, 28 persen warga juga yakin bahwa Trump ingin menjadikan Gaza sebagai daya tawar untuk memulai negosiasi dengan negara-negara Timur Tengah.
”29 persen meyakini tujuannya adalah keduanya,” lapor hasil survei itu.
Jajak pendapat itu juga menemukan bahwa Trump memiliki peringkat persetujuan sebesar 53 persen. Sebanyak 70 persen warga mengatakan ia menepati janji kampanye.
2. Hamas sebut rencana Trump konyol dan tak masuk akal
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, seruan Trump untuk merelokasi warga Gaza adalah tindakan pembersihan etnis secara nyata. Ia menganggap pernyataan Trump konyol dan tak masuk akal.
“Kami menganggap rencana itu sebagai resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan di wilayah tersebut karena rakyat Gaza tidak akan membiarkan rencana semacam itu terlaksana,” katanya, dilansir Al Jazeera.
Pejabat senior Hamas lainnya, Izzat al-Risheq, mengungkapkan bahwa keinginan untuk menguasai Gaza adalah bukti ketidaktahuan Trump terkait masalah Palestina dan Gaza. Ia mengatakan bahwa klaim semacam itu hanya akan membuat situasi memanas kembali.
"Gaza jelas bukan tanah milik bersama dan bukan properti yang dapat diperjualbelikan. Bias Amerika terhadap Israel dan terhadap rakyat Palestina serta hak-hak mereka yang adil terus berlanjut,” katanya.
3. Negara-negara Arab juga kompak tolak rencana Trump

Mesir maupun Yordania telah menyatakan penolakan yang keras terhadap rencana Trump. Presiden Mesir, Abdel Fatah El Sisi, mengatakan bahwa rencana relokasi ke negaranya akan menjadi ancaman keamanan nasional.
Sementara Yordania juga menyatakan siap berperang jika Trump ingin melanjutkan rencana tersebut.
Dalam laporan BBC, Arab Saudi turut mengatakan bahwa Palestina tidak akan dipindahkan dari tanah mereka. Mereka tak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa berdirinya negara Palestina merdeka.
Sementara PBB juga mengutuk rencana semacam itu. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan Gaza adalah bagian integral dari negara Palestina di masa depan. Ia mengatakan hak-hak warga Palestina untuk hidup sebagai manusia di tanah mereka sendiri semakin jauh dari jangkauan.