5 Orang Tewas Dalam Penembakan Gereja di Dagestan

Dagestan, IDN Times - Sebuah peristiwa penembakan kembali terjadi. Kali ini menyasar sebuah Gereja Ortodoks di wilayah Dagestan, Rusia pada Minggu (18/2/2018) yang lalu.
Seorang pria, memberodong barisan manusia yang baru saja meninggalkan gereja dan menewaskan lima orang serta melukai beberapa orang lainnya.
1. Serangan terjadi usai perayaan keagamaan

Peristiwa penembakan ini terjadi sesaat setelah terjadinya perayaan keagamaan Maslenitsa. Perayaan tersebut merupakan sebuah perayaan keagamaan dalam Gereja Ortodok Timur.
"Kami baru saja menyelesaikan misa dan mulai meninggalkan gereja. Saat ini seorang pria berlari ke arah gereja dan menembaki (kami)," ucap Pastor Pavel kepada harian RBK Rusia seperti dikutip dari laman CNN.
2. Lima orang tewas dan beberapa lainnya terluka

Akibat insiden penembakan ini, lima orang dinyatakan tewas dan lima lainnya mengalami luka-luka. Kelima korban tewas tersebut semuanya adalah perempuan.
Sementara itu, korban yang mengalami luka terdiri dari dua orang dari pasukan keamanan dan dua orang perempuan warga sipil.
3. Pelaku telah berhasil ditembak pasukan keamanan

Menurut laporan yang diturunkan oleh kantor berita Rusia, TASS, seperti dilansir dari New York Times menuliskan bahwa pelaku merupakan pemuda setempat yang baru berusia 22 tahun.
Pasukan Keamanan berhasil melumpuhkan pelaku dengan cara menembak mati. Dari tangan pelaku, ditemukan sebuah senapan berburu yang digunakan untuk menembaki dan juga sebuah pisau.
4. ISIS mengaku menjadi dalang penembakan tersebut

Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung-jawab terhadap insiden penembakan tersebut. "Seorang prajurit bernama Khalil Daghestani telah menyerang wilayah Dagestan" bunyi pesan ISIS yang disebarkan lewat aplikasi pesan Telegram seperti dilansir dari laman France24.
Atas peristiwa penembakan ini, Gereja Ortodoks Rusia mengecam keras terhadap peristiwa penyerangan tersebut.
Seperti laporan yang diturunkan oleh CNN, sekitar tahun 2015 yang lalu, ISIS juga pernah menyatakan membentuk jaringan di wilayah Kaukasus Utara itu. Mereka juga mengklaim bertanggung-jawab atas sejumlah peristiwa penyerangan yang terjadi di Dagestan dalam kurun beberapa tahun terakhir ini.