50 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 50 orang tewas dan puluhan lainnya hilang setelah banjir bandang kembali melanda wilayah Afghanistan tengah pekan ini.
Pihak berwenang di provinsi Ghor pada Sabtu (18/5/2024) mengatakan, banjir yang dipicu hujan lebat ini juga membunuh ribuan ternak, menghancurkan sekitar 2 ribu rumah dan memutus banyak akses jalan utama menuju daerah tersebut
Departemen penanggulangan bencana provinsi itu telah mengumumkan situasi darurat, dan meminta bantuan tempat berlindung, makanan dan air.
1. Ribuan rumah hancur total di ibu kota provinsi Ghor
Dilansir Reuters, Mawlawi Abdul Hai Zaeem selaku kepala departemen informasi di provinsi Ghor mengatakan, 2 ribu rumah hancur total, 4 ribu lainnya rusak sebagian, dan lebih dari 2 ribu toko terendam air di ibu kota provinsi, Feroz-Koh.
Seorang warga di kota tersebut mengatakan bahwa banjir bandang telah menghanyutkan segalanya. Ia dan keluarganya melarikan diri ke tempat aman setelah mendapatkan peringatan dari pihak berwenang.
"Saya menyaksikan banjir menghancurkan rumah saya dengan mata kepala sendiri. Perempuan dan anak-anak, semua orang menangis," kata Zahir Zahid.
2. Upaya penyelamatan terhambat akibat minimnya akses ke lokasi bencana
Pekan lalu, banjir bandang yang juga dipicu oleh hujan lebat menghancurkan desa-desa di Afghanistan utara. Sedikitnya 315 orang tewas dan lebih dari 1.600 lainnya terluka dalam bencana itu.
Kementerian pertahanan Afghanistan mengatakan, sebuah helikopter militer jatuh akibat masalah teknis saat mengevakuasi jenazah warga yang terseret banjir di provinsi Ghor pada Rabu (15/5/2024). Satu orang dilaporkan tewas dan 12 lainnya terluka.
Badan-badan PBB telah memperingatkan bahwa jumlah korban tewas dalam banjir terbaru ini kemungkinan akan meningkat. Upaya penyelamatan sangat terhambat lantaran minimnya akses ke daerah-daerah yang terdampak.
Hujan lebat terjadi setelah negara tersebut mengalami periode kekeringan yang berkepanjangan di awal tahun ini.
3. Afghanistan jadi negara yang paling tidak siap atasi dampak perubahan iklim
Dilansir BBC, analis iklim mengategorikan Afghanistan termasuk salah satu negara yang paling tidak siap untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Negara ini telah berjuang mengatasi kekurangan bantuan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada 2021.
Departemen meteorologi Afghanistan telah memperingatkan turunnya hujan yang lebih deras dan kemungkinan banjir di seluruh provinsi di negara itu.
Menurut Program Pangan Dunia PBB (WFP), daerah yang paling terdampak parah di wilayah utara, Baghlan, masih belum bisa diakses dengan truk. Para penyintas yang mengungsi akibat banjir sebelumnya kini tidak lagi memiliki rumah, tanah, dan sumber penghidupan.