Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Albania Akan Larang TikTok selama Setahun 

ilustrasi penggunaan TikTok (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi penggunaan TikTok (pexels.com/cottonbro studio)

Jakarta, IDN Times - Albania, pada Sabtu (21/12/2024), mengumumkan bahwa pemerintah akan menutup jejaring sosial TikTok selama setidaknya 1 tahun. Keputusan ini diambil menyusul pembunuhan seorang remaja bulan lalu yang memicu kekhawatiran tentang pengaruh media sosial terhadap anak-anak.

Perdana Menteri Edi Rama mengatakan, larangan tersebut, yang merupakan bagian dari rencana untuk membuat sekolah lebih aman, akan mulai berlaku awal 2025

“Selama satu tahun, kami akan menutupnya sepenuhnya untuk semua orang. Tidak akan ada TikTok di Albania,” kata Rama usai melakukan pertemuan dengan kelompok orang tua dan guru dari seluruh negeri.

1. Media sosial dianggap memicu kekerasan di kalangan remaja

Rama menyalahkan media sosial, khususnya TikTok, atas kekerasan di kalangan remaja, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Pada November 2024, seorang siswa berusia 14 tahun ditikam hingga tewas oleh teman sekolahnya. Media lokal melaporkan bahwa insiden tersebut terjadi setelah keduanya bertengkar di media sosial. Beberapa video kemudian muncul di TikTok, yang menunjukkan anak-anak di bawah umur mendukung pembunuhan tersebut.

“Masalahnya hari ini bukan pada anak-anak kami, masalah hari ini adalah kami sendiri, masalah hari ini adalah masyarakat kami, masalah hari ini adalah TikTok dan semua pihak yang menyandera anak-anak,” kata Rama.

Dilansir dari France24, beberapa negara juga melaporkan dampak negatif aplikasi video pendek ini, terutama terhadap generasi muda. Dua bulan lalu, sedikitnya 22 anak perempuan dari berbagai sekolah di kota Gjakova, Kosovo, dilaporkan mengalami cedera akibat mengikuti tantangan TikTok.

Dua pekan lalu, media lokal di Makedonia Utara mengabarkan bahwa rumah sakit di sana telah merawat belasan remaja yang mengalami cedera usai mencoba tantangan TikTok "Superman."

2. TikTok bantah kasus penikaman remaja di Albania berkaitan dengan aplikasi

Namun, tidak semua orang senang dengan keputusan pemerintah untuk melarang TikTok. Ina Zhupa, anggota parlemen dari partai oposisi utama, Partai Demokrat, berpendapat bahwa tindakan itu bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.

“Keputusan diktator untuk menutup platform media sosial TikTok adalah tindakan serius yang bertentangan dengan kebebasan berbicara dan demokrasi. Ini murni tindakan elektoral dan penyalahgunaan kekuasaan untuk menekan kebebasan," kata Zhupa, dikutip dari The Guardian.

Sementara itu, TikTok meminta kejelasan segera dari pemerintah Albania mengenai kasus penikaman remaja tersebut.

“Kami tidak menemukan bukti bahwa pelaku atau korban memiliki akun TikTok, dan beberapa laporan mengonfirmasi bahwa video yang mengarah pada insiden ini diunggah di platform lain, bukan TikTok,” kata juru bicara perusahaan tersebut.

3. Anak-anak merupakan pengguna TikTok terbesar di Albania

Menurut peneliti dalam negeri, anak-anak di Albania merupakan kelompok pengguna TikTok terbesar di negara tersebut. Namun, kekhawatiran orang tua semakin meningkat setelah muncul laporan tentang anak-anak yang membawa pisau dan benda-benda lainnya ke sekolah untuk digunakan dalam pertengkaran atau kasus perundungan yang mereka lihat di TikTok.

Pihak berwenang telah menerapkan serangkaian langsung perlindungan di sekolah-sekolah, termasuk menghadirkan polisi dan mempererat kerja sama dengan orang tua.

“Di China, TikTok mempromosikan bagaimana siswa dapat mengambil kursus, bagaimana menjaga alam, bagaimana menjaga tradisi. Tetapi di TikTok di luar China, kami hanya melihat sampah dan lumpur. Mengapa kami membutuhkan ini?" kata Rama.

Ia menambahkan bahwa pemerintah akan memantau bagaimana reaksi perusahaan dan negara-negara lain terhadap penutupan selama 1 tahun sebelum memutuskan apakah akan mengizinkan TikTok melanjutkan operasinya di Albania.

Pembatasan penggunaan media sosial sebelumnya telah diberlakukan di beberapa negara Eropa, termsauk Prancis, Jerman dan Belgia. Pada November 2024, Australia, juga telah menyetujui larangan total terhadap media sosial bagi anak-anak di bawah 16 tahun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us