Angka Harapan Hidup di Jepang Naik, Pertama Kalinya dalam 3 Tahun

- Angka harapan hidup orang Jepang naik pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir akibat menurunnya angka kematian COVID-19.
- Harapan hidup perempuan mencapai 87,14 tahun, tertinggi di dunia, sementara laki-laki 81,09 tahun.
- Jumlah kematian akibat COVID dan kanker menurun, tetapi persentase kematian karena usia tua meningkat pada 2023.
Jakarta, IDN Times - Angka harapan hidup rata-rata orang Jepang meningkat pada 2023 untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir. Data yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang pada Jumat (26/7/2024), menunjukkan kebangkitan dari periode penurunan yang disebabkan oleh turunnya angka kematian akibat virus COVID-19.
Kementerian tersebut melaporkan, harapan hidup rata-rata saat lahir untuk perempuan adalah 87,14 tahun, naik 0,05 tahun dari tahun 2022. Sedangkan, angka untuk laki-laki naik 0,04 tahun menjadi 81,09, dilansir NHK News.
1. Duduki puncak dalam daftar global selama 39 tahun berturut-turut
Kementerian menuturkan, perempuan Jepang memiliki harapan hidup terpanjang di antara negara-negara dan wilayah yang merilis data yang relevan. Kini, mereka menduduki peringkat teratas dalam daftar global selama 39 tahun berturut-turut, diikuti oleh Swiss pada 85,9 tahun dan Prancis pada 85,75 tahun.
Sementara itu, dalam peringkat global untuk laki-laki Jepang turun dari posisi keempat ke posisi kelima, setelah Swiss dipuncak pada usia 82,3 tahun, disusul Swedia pada usia 81,58 tahun, dan Norwegia pada usia 81,39 tahun.
Pejabat kementerian kesehatan mengatakan umur panjang pada perempuan maupun laki-laki menunjukkan bahwa Negeri Sakura memiliki tingkat perawatan kesehatan yang sangat tinggi. Pihaknya juga akan terus berupaya untuk meningkatkan layanan kesehatan dan kesejahteraan.
2. Angka harapan hidup rata-rata orang Jepang mencapai puncaknya adalah pada 2020

Pada 2021 dan 2022, angka harapan hidup rata-rata menurun karena meningkatnya jumlah kematian akibat virus corona. Akan tetapi, kementerian mengatakan bahwa tahun lalu, jumlah orang yang meninggal dunia karena virus corona adalah 38.080 orang. Angka tersebut turun 9.558 lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
Dalam sebuah penilaian kementerian kesehatan, peluang perempuan yang lahir pada 2023 untuk meninggal karena virus di masa mendatang adalah 2,37 persen dan laki-laki adalah 2,64 persen. Kedua angka itu turun dari angka di atas 3 persen yang tercatat pada tahun sebelumnya.
Angka harapan hidup rata-rata orang Jepang mencapai puncaknya pada 2020, yakni 87,71 tahun untuk perempuan dan 81,56 tahun untuk laki-laki.
3. Persentase orang Jepang yang meninggal karena usia tua bukan karena kanker dan COVID-19 akan meningkat

Di sisi lain, persentase orang yang meninggal karena usia tua meningkat pada 2023 dari tahun sebelumnya. Sementara, proporsi kematian akibat penyakit, termasuk COVID dan kanker menurun.
Kementerian memproyeksikan bahwa 41,26 persen perempuan yang lahir pada 2023 dan 46,47 persen laki-laki akan meninggal karena kanker, penyakit jantung atau penyakit serebrovaskular, turun dari tahun sebelumnya untuk kedua jenis kelamin.
Namun demikian, kemungkinan meninggal karena usia tua terus meningkat mencapai 19,61 persen untuk perempuan dan 7,93 persen untuk laki-laki, Kyodo News melaporkan.