Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Beberkan Bukti Rusia Lakukan Kejahatan Kemanusiaan di Ukraina

Wakil presiden Amerika Serikat dari Demokrat Senator Kamala Harris menghadiri Community Conversation with African-American Leaders di ruang olahraga Florida Memorial University di Miami, Florida, Amerika Serikat, Kamis (10/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Marco Bello)

Jakarta, IDN Times – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, mengatakan bahwa Rusia telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan selama invasinya di Ukraina.

Berbicara di Konferensi Keamanan Munich, beberapa hari sebelum peringatan Moskow meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, Harris mengatakan pasukan Rusia telah melakukan serangan meluas dan sistemik terhadap penduduk sipil negara itu.

“Dalam kasus tindakan Rusia di Ukraina, kami telah memeriksa buktinya, kami mengetahui standar hukumnya, dan tidak ada keraguan bahwa ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Dan saya katakan kepada semua orang yang telah melakukan kejahatan ini, dan kepada atasan mereka yang terlibat dalam kejahatan ini, Anda akan dimintai pertanggungjawaban,” kata Harris, dikutip dari Al Jazeera.

1. AS tuduh Rusia lakukan pembunuhan hingga pemerkosaan

Ilustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemerintahan Biden, pada Maret 2022, secara resmi menetapkan pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina dan mengatakan akan bekerja sama dengan pihak lain untuk mengadili para pelanggar.

Penentuan kejahatan terhadap kemanusiaan melangkah lebih jauh, menunjukkan bahwa serangan terhadap warga sipil dilakukan secara luas dan sistematis.

Harris mendaftar serangkaian pelanggaran yang menurutnya dilakukan oleh pasukan Moskow di Ukraina.

“Tindakan pembunuhan yang mengerikan, penyiksaan, pemerkosaan dan deportasi, pembunuhan bergaya eksekusi, pemukulan dan penyetruman,” ungkap Harris, yang merupakan mantan jaksa.

2. Rusia bantah menyerang warga sipil

Ilustrasi Kremlin, Rusia (unsplash.com/Eluoec)

Harris juga menyebut tindakan Rusia sebagai aksi biadab dan tidak manusiawi. Keterangan itu merujuk pada penemuan mayat di Bucha, serangan 9 Maret di rumah sakit bersalin Mariupol yang menewaskan tiga orang, serangan seksual terhadap anak berusia empat tahun oleh seorang tentara Rusia yang diidentifikasi oleh PBB.

Organisasi yang didukung oleh Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) telah mendokumentasikan lebih dari 30 ribu insiden kejahatan perang sejak invasi. Pejabat Ukraina mengatakan, mereka sedang menyelidiki penembakan di kota Bakhmut minggu ini sebagai kemungkinan kejahatan perang.

Rusia, yang mengatakan sedang melakukan operasi militer khusus di Ukraina untuk menghilangkan ancaman terhadap keamanannya dan melindungi penutur bahasa Rusia, membantah sengaja menargetkan warga sipil atau melakukan kejahatan perang.

3. AS ingin mengisolasi Rusia

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. twitter.com/KremlinRussia_E; twitter.com/POTUS

Penentuan resmi AS, yang datang pada akhir analisis hukum yang dipimpin oleh Departemen Luar Negeri, tidak membawa konsekuensi langsung untuk perang yang berkelanjutan.

Tetapi, Washington berharap hal itu dapat mengisolasi Presiden Rusia Vladimir Putin dan menggembleng upaya hukum untuk meminta pertanggungjawaban anggota pemerintahannya melalui pengadilan dan sanksi internasional.

Komisi Penyelidikan Ukraina, yang didukung PBB, belum menyimpulkan bahwa kejahatan perang yang dikatakan telah diidentifikasi sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pidato Harris disampaikan saat Menteri Luar Negeri AS dan China bertemu. Pada kesempatan itu, Washington memperingatkan bahwa bantuan mematikan China ke Rusia akan berdampak pada konsekuensi serius.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us