Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Bongkar Dermaga Bantuan di Gaza

dermaga bantuan Amerika Serikat di Gaza. (twitter.com/POTUS)
dermaga bantuan Amerika Serikat di Gaza. (twitter.com/POTUS)
Intinya sih...
  • Dermaga AS senilai Rp3,7 triliun di Gaza akan dibongkar setelah hanya beroperasi kurang dari 25 hari.
  • Meskipun dianggap gagal, dermaga berhasil memberi makan 450.000 orang selama sebulan, tetapi Presiden Joe Biden kecewa dengan kinerjanya.
  • Israel akan menggunakan pelabuhan Ashdod sebagai pengganti dermaga AS untuk distribusi bantuan ke Gaza, meskipun masih ada tantangan distribusi bantuan di Gaza.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan membongkar dermaga bantuan Gaza yang dibangun oleh militer AS. Keputusan ini diambil setelah dermaga senilai Rp3,7 triliun tersebut hanya beroperasi kurang dari 25 hari sejak pemasangannya pada 16 Mei lalu.

Wakil Laksamana Brad Cooper, wakil komandan Komando Pusat AS, menyatakan bahwa misi dermaga telah selesai dan AS akan beralih ke fase baru. Namun, proyek ambisius ini dianggap gagal membawa bantuan yang cukup untuk mencegah ancaman kelaparan di Gaza.

Cuaca buruk dan masalah keamanan menjadi faktor utama yang membatasi operasional dermaga. Akibatnya, jumlah makanan dan pasokan lain yang bisa disalurkan ke warga Palestina yang kelaparan menjadi sangat terbatas.

1. Dermaga salurkan bantuan untuk 450.000 warga Gaza

Meskipun dianggap gagal mencapai target awal, dermaga AS berhasil mengirimkan bantuan yang cukup untuk memberi makan 450.000 orang selama sebulan.

Dilansir Associated Press, Cooper menyatakan bahwa dermaga tersebut telah berhasil mencapai tujuannya. Ia menyebut proyek ini sebagai operasi yang pertama kali dilakukan dan belum pernah ada sebelumnya.

Namun, Presiden Joe Biden mengaku kecewa dengan kinerja dermaga tersebut. Proyek itu sendiri diumumkan Biden dalam pidato kenegaraannya pada Maret lalu.

"Saya berharap itu akan lebih berhasil," ujar Biden, seperti dikutip dari The Guardian.

Lebih dari 1.000 tentara dan pelaut AS terlibat dalam operasi dermaga ini. Mereka berjuang untuk menjaga agar dermaga tetap berfungsi, namun sering kali harus memperbaiki, membongkar, memindahkan, dan memasang kembali dermaga akibat cuaca buruk.

2. Israel akan bangun dermaga pengganti

Seiring dengan pembongkaran dermaga AS, Israel mengumumkan rencana untuk menggunakan pelabuhan Ashdod sebagai pengganti dalam distribusi bantuan ke Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa "Dermaga 28" baru akan segera dibangun di pelabuhan Ashdod untuk menggantikan dermaga AS.

Cooper menyatakan bahwa koridor Ashdod dianggap lebih berkelanjutan.

"Koridor ini telah digunakan untuk mengirim lebih dari 450 ton bantuan ke Gaza. Dalam beberapa minggu ke depan, kami berharap ratusan ton bantuan akan masuk ke Gaza melalui jalur baru ini," ujar Cooper.

Saat ini, terdapat 2.200 ton bantuan di Siprus yang menunggu transit ke Ashdot. Cooper memperkirakan pengiriman akan dimulai dalam beberapa hari ke depan. 

3. PBB: Gaza butuh 600 truk bantuan setiap hari

Meskipun ada rencana baru untuk distribusi bantuan, tantangan besar masih menghadang. Sonali Korde, asisten administrator Biro Bantuan Kemanusiaan USAID, menyoroti masalah utama di Gaza saat ini.

"Tantangan kunci yang kita hadapi sekarang di Gaza adalah seputar ketidakamanan dan ketidaktertiban yang menghambat distribusi setelah bantuan masuk ke Gaza dan ke titik-titik penyeberangan," jelasnya.

Kelompok bantuan mengkritik dermaga AS sebagai pengalihan perhatian dan pemborosan waktu serta uang. Mereka menekankan pentingnya membuka lebih banyak perlintasan darat untuk distribusi bantuan.

Sementara, PBB menyatakan pengiriman melalui laut bukan pengganti akses darat. Badan tersebut memperkirakan 600 truk bantuan dan pasokan komersial dibutuhkan di Gaza setiap hari.

Serangan terhadap pekerja bantuan juga menjadi faktor penghambat distribusi bantuan di Gaza. Samantha Power, Administrator USAID, melaporkan bahwa lebih dari 278 pekerja telah tewas dalam konflik tersebut. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us