Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS: Pemberontakan Wagner Bukti Keretakan Internal Rusia

Bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/Robert Linder)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan bahwa pemberontakan tentara bayaran Wagner merupakan bukti keretakan di dalam Rusia. Keretakan ini dinilai telah ada sejak lama, namun memerlukan waktu panjang untuk tersingkap ke publik. 

Blinken menuturkan, saat ini masih terlalu dini untuk melihat dampak dari upaya pemberontakan Wagner. 

"Kami melihat semakin banyak retakan muncul di dalam Rusia. Masih terlalu dini untuk mengetahui dengan pasti ke mana mereka akan menuju dan kapan hal tersebut akan terjadi. Tetapi tentu saja, kita memiliki berbagai pertanyaan baru yang harus dijawab oleh Putin dalam minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang," kata Blinken pada Minggu (25/6/2023), dilansir Reuters

 

1. Pemberontakan Wagner dinilai akan menguntungkan Ukraina

Pemberontakan Wagner, menurut Blinken, akan memberikan keuntungan bagi Ukraina yang sedang berusaha menyerang balik Rusia.

Blinken menilai, segala bentuk gangguan dan perpecahan di internal Rusia akan membuat operasi militer mereka di Ukraina terganggu. 

Selain bagi Ukraina, kekacauan internal Rusia juga dinilai akan memberikan keuntungan bagi negara-negara tetangga Rusia lain, seperti Polandia dan negara-negara Baltik.

AS juga untuk kesekian kalinya kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung Ukraina. Blinken menegaskan, AS akan tetap fokus untuk memenuhi kebutuhan Ukraina dalam rangka mempertahankan wilayahnya dari ancaman Rusia, dilansir BBC

2. Pejabat AS ramai-ramai komentari pemberontakan Wagner

Selain Blinken, beberapa pejabat AS turut menyampaikan komentar terkait situasi yang terjadi di Rusia.

Ketua Komite Intelijen Kongres AS, Mike Turner, mengatakan bahwa komentar pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, terkait invasi ke Ukraina akan melemahkan citra Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebelumnya, Prigozhin menyebut alasan invasi Rusia ke Ukraina merupakan kebohongan. Komentar Prigozhin ini berpotensi membuat semakin banyak warga Rusia yang akan menolak invasi Rusia ke Ukraina.

Sementara itu, Senator AS Ben Cardin menilai gejolak di Rusia tidak akan mengubah komitmen Washington untuk membantu Ukraina dalam melakukan serangan balasan.

"Ini adalah waktu kritis bagi Ukraina. Serangan balasan ini akan sangat menentukan posisi kita dalam satu atau dua tahun ke depan," kata Cardin kepada Fox News

3. Kronologi pemberontakan Grup Wagner

Grup tentara bayaran Wagner menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir.

Pada 23 Juni 2023, Prigozhin menunjukkan pemberontakan terhadap militer Rusia. Prigozhin menyebut militer Rusia yang dibawah komando Menteri Pertahanan, Sergei Shoigu, bertanggung jawab atas serangan udara ke kamp pasukannya. 

Prigozhin kemudian memimpin konvoi militer yang mengarah ke Moskow untuk menuntut keadilan atas pasuaknnya yang tewas. Bergerak dari timur Ukraina dengan 25 ribu personel, Wagner berhasil mencapai kota Rostov-on-Don dan menguasai markas militer Rusia di wilayah itu pada Sabtu (24/6/2023). 

Pemerintah Rusia kemudian memberlakukan berbagai langkah anti-terorisme terutama di Kota Moskow. Jalan-jalan diblokir dan kendaraan militer dikerahkan untuk mengadang konvoi Wagner. Putin juga mencap Progozhin sebagai pengkhianat dan berjanji untuk menghukum Grup Wagner atas aksi ini. 

Kemudian, Prigozhin memerintahkan konvoinya untuk berhenti ketika sudah berada di jarak 200 kilometer dari Moskow. Perintah ini dikeluarkan ketika Prigozhin berhasil mencapai kesepakatan deeskalasi dengan militer Rusia yang ditengahi oleh Belarus.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Rusia bersedia mencabut tuntutan kriminal atas Prigozhin dan Wagner. Setelah memerintahkan pasukannya untuk mundur, Prigozhin kemudian terbang ke Belarus untuk memperoleh perlindungan. 

Pemberontakan bersenjata Wagner akhirnya berhenti setelah kurang lebih 24 jam. Banyak pengamat menilai, kejadian ini merupakan pukulan terbesar bagi kepemimpinan Putin di Rusia dalam beberapa waktu terakhir, dilansir dari The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us