AS Tak Mau Perluas Kehadiran Militer di Suriah

- AS tidak akan memperluas kehadiran militer di Suriah.
- Presiden Suriah Bashar al-Assad kabur dan mendapat suaka di Moskow.
- Rusia berusaha memantau kondisi dua pangkalan militernya di Suriah.
Jakarta, IDN Times - Wakil Sekretaris Pers Kementerian Pertahanan RI Sabrina Singh mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak berencana memperluas kehadiran militer di Suriah. Kebijakan itu tetap diambil di tengah perubahan kekuasaan di negara itu.
"Postur pasukan tetap sama. Seperti yang Anda ketahui, pasukan kami tetap berada pada level yang lebih tinggi, tetapi tidak ada perubahan yang terjadi atau perubahan yang telah dibuat atau diminta oleh komandan," kata Singh dikutip dari ANTARA, Selasa (10/12/2024).
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI sempat yakin rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak akan kolaps. Namun, ternyata pemberontak menduduki Damaskus pada 8 November 2024.
1. Assad ada di Rusia

Presiden Suriah Bashar al-Assad kabur dari Damaskus sejak Minggu, 8 November 2024. Sempat menjadi teka-teki di mana keberadaannya, kini Assad diyakini berada di Moskow, Rusia. Hal ini dibenarkan Kremlin, kantor kepresidenan Rusia.
“Bashar al-Assad dan keluarganya telah tiba di Moskow dan diberi suaka atas dasar pertimbangan kemanusiaan,” kata pernyataan Kremlin, dikutip dari BBC, Selasa (10/12/2024).
Rusia, yang memiliki dua pangkalan militer utama di Suriah adalah sekutu setia Assad dan berperan dalam perang saudara Suriah selama tiga tahun terakhir.
Namun Rusia tampaknya tak bisa membantu mempertahankan kekuasaan rezim Assad di Suriah, yang harus menghadapi serangan kelompok pemberontak sejak akhir November kemarin.
2. Keputusan langsung dari Putin

Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov membenarkan keputusan memberikan suaka kepada Assad adalah keputusan langsung dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Tentu saja ini keputusan yang tidak dapat dibuat tanpa kepala negara. Jadi ini keputusannya (Putin),” ucap Peskov.
Saat ini, Rusia tengah berusaha memantau Suriah, terutama kondisi dua pangkalan militernnya. Peskov mengatakan, Moskow akan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan jika terancam.
3. Pemberontak kuasai Damaskus dan klaim tumbangkan rezim Assad

Kelompok pemberontak Suriah menyebut pemerintahan Presiden Bashar al-Assad telah resmi berakhir seiring dengan kaburnya Assad dari Damaskus. Para pemberontak juga telah menduduki ibu kota Damaskus.
“Setelah 50 tahun penindasan, 13 tahun kejahatan dan rakyat sengsara karena harus mengungsi, kami umumkan hari ini 8 Desember 2024, era kelam telah berakhir dan Suriah akan memulai masa depan baru,” sebut pernyataan para pemberontak.
Dini hari tadi, para pemberontak berhasil menduduki ibu kota Damaskus dan Bandara Damaskus. Dengan terdesaknya pemerintah ini, Assad dilaporkan langsung terbang menggunakan pesawat meninggalkan Damaskus.