AS Terbangkan Bomber Jarak Jauh saat Latihan Bersama Korsel-Jepang

- AS menerbangkan pesawat bomber B-1B dalam latihan trilateral dengan Korsel dan Jepang sebagai respons atas uji coba rudal balistik Korut.
- Latihan udara trilateral dilakukan untuk menunjukkan kesiapan menghadapi program nuklir Pyongyang yang terus berkembang.
- Pesawat B-1B AS telah terbang di dekat Semenanjung Korea sebanyak empat kali tahun ini, membawa muatan senjata konvensional besar.
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menerbangkan pesawat bomber B-1B jarak jauh ketika melakukan latihan trilateral bersama Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. Hal itu dilakukan pada Minggu (3/11/2024), sebagai tanggapan atas uji coba rudal balistik Korea Utara (Korut).
Pyongyang sebelumnya menguji rudal balistik (ICBM) Hwasong-19 yang baru dikembangkan. Rudal tersebut mampu terbang lebih tinggi dan bertahan di udara lebih lama dari pada rudal lain yang pernah ditembakkan oleh negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un tersebut.
1. Latihan trilateral kedua untuk tahun ini
Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) dalam sebuah pernyataan mengatakan, AS menerbangkan pesawat B-1B di dekat Semenanjung Korea. Latihan udara trilateral itu merupakan latihan kedua kalinya untuk tahun ini.
Dilansir ABC News, hal itu dilakukan untuk menunjukkan tekad dan kesiapan yang kuat ketiga negara untuk menghadapi program nuklir Pyongyang yang terus berkembang.
"Latihan ini dilakukan sebagai respons atas peluncuran ICBM oleh Korut pada 31 Oktober," kata JCS dalam rilisnya.
Tahun ini, AS telah menerbangkan pesawat B-1B di dekat Semenanjung Korea sebanyak empat kali. Pesawat tersebut mampu membawa muatan senjata konvensional besar seperti rudal anti-kapal jarak jauh, senjata berpemandu dan tak berpemandu, serta bom penghancur bunker.
2. Mencegah ancaman Korut
Jet tempur F-15K dan KF-16 milik Korea Selatan, dan jet tempur F-2 milik Jepang Korsel mengawal pesawat B-1B mlik AS. JCS mengatakan, latihan juga melibatkan penyerangan target simulasi untuk menunjukkan kemampuan luar biasa pesawat bomber tersebut.
"Di tengah peningkatan kerja sama keamanan antara ketiga negara, (kami) akan memperkuat koordinasi untuk mencegah dan bersama-sama menanggapi ancaman Korut," kata JCS dikutip Yonhap.
Uji coba ICBM yang dilakukan Pyongyang sendiri, dilihat sebagai upaya untuk menarik perhatian jelang pemilu Presiden AS dan menanggapi kecaman internasional atas laporan pengiriman ribuan tentara Korut ke Rusia untuk melawan Ukraina.
3. Rudal balistik terkuat Korut

Uji coba peluncuran rudal Hwasong-19 adalah uji coba ICBM pertama tahun ini oleh Korut. Rudal tersebut merupakan salah satu rudal balistik antar-benua berbahan bakar padat yang paling kuat dan canggih milik Pyongyang, yang kemungkinan dapat mencapai target di AS.
Dilansir Deutsche Welle, namun banyak pakar mengatakan Korut masih memiliki beberapa masalah teknologi yang harus dikuasai untuk memperoleh ICBM yang berfungsi dan dapat melancarkan serangan nuklir mencapai AS.
Para pakar mengatakan, Hwasong-19 tampak terlalu besar untuk digunakan dalam perang.
Meski begitu, pihak Pyongyang memuji rudal tersebut sebagai rudal strategis terkuat di dunia. Kim Jong Un menyebut uji coba itu sebagai tindakan militer yang tepat untuk mengatasi ancaman keamanan eksternal.